JAKARTA, KOMPAS.com - Terlilit utang dalam jumlah besar dan tak bisa membayar jadi alasan Djeni Herilewie (39) nekat menggelapkan 62 mobil sewaan milik sejumlah rental dan perorangan.
Meski tak membeberkan total dan sebab Djeni terlilit utang, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Hery Purnomo mengatakan motif Djeni menipu karena ingin membayar utang
"Pengakuannya uang hasil penggelapan dipakai untuk membayar utang dan kebutuhan sehari-hari. Kalau untuk utangnya berapa dan karena apa kita enggak sampai ke sana," kata Hery di Mapolrestro Jakarta Timur, Rabu (16/10/2019).
Baca juga: Keluarga Kaget Dengar Djeni Raup Rp 2,5 Miliar dari Penggelapan 62 Mobil
Meski ditaksir meraup untung sekitar Rp 2,5 miliar, hingga diringkus beberapa waktu lalu di kawasan Rawamangun Djeni mengaku utangnya belum lunas.
Hery menuturkan setiap berhasil menggadai mobil dengan kisaran harga Rp 30-Rp 40 juta, Djeni menggunakannya untuk membayar cicilan.
"Jadi dia gali lubang, tutup lubang, begitu saja. Tapi dia juga punya mobil sendiri, mobil itu yang dipakai ketika datang ke tempat rental. Biar pemilik percaya," ujarnya.
Baca juga: Keluarga Djeni Didatangi Banyak Korban Sebelum Penangkapan
Besarnya utang Djeni membuat penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur tak mendapati sisa uang hasil kejahatan.
Dari dua rekening bank milik Djeni, Hery menyebut penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur tak mendapati sisa uang sama sekali.
"Dia cuman punya dua rekening, isinya pun enggak ada. Apakah uang itu dibelikan barang atau bagaimana kita masih selidiki. Sekarang masih tahap pemeriksaan awal," tuturnya.
Djeni ditangkap polisi pada pertengahan September 2019 di daerah Cipinang, Jakarta Timur, atas dasar laporan korban.
Baca juga: Daya Pikat Djeni Mampu Raup Rp 2,5 Miliar, Rekening Kosong dalam Waktu 2 Bulan
Dalam penyelidikan, Djeni diduga menggelapkan 62 mobil sewaan di Jakarta dan sekitarnya dalam waktu dua bulan.
Baca juga: Djeni Bisa Sewa 3 Mobil Sehari untuk Kemudian Digadai
Dalam menjalankan aksinya, Djeni menyewa mobil korban selama 2-3 hari dengan pembayaran lancar.
Setelah waktu habis, Djeni akan memperpanjang waktu sewa. Kemudian, dia kabur dengan mengganti nomor ponsel.
Polisi juga tengah mendalami penyelidikan kasus ini terkait apakah ada modus penggelapan atau penipuan lainnya yang dilakukan Djeni.
Saat ditangkap polisi, Djeni tidak memiliki uang tunai. Rekening banknya juga tidak terdapat saldo. Hal itu jelas membingungkan polisi, ke mana uang hasil kejahatan Rp 2,5 miliar yang didapat Djeni.
Kepada polisi, Djeni mengaku uang hasil kejahatannya habis setelah dipakai untuk keperluan sehari-hari, membayar utang, keperluan gaya hidup mewahnya, dan untuk membayar uang sewa pada pihak rental yang mendesaknya karena menyewa mobil.
"Jadi yang disampaikan sama yang bersangkutan adalah untuk kehidupan dia, untuk sehari-hari, untuk biaya hidup dia lah, sama untuk nutup-nutup yang lobang-lobang yang lebih dulu gitu loh," kata Kanit III Ranmor Polres Metro Jakarta Timur Iptu Wahyudi saat dihubungi Kompas.com, Rabu.
Baca juga: Djeni Habiskan Rp 2,5 Miliar Hasil Penggelapan 62 Mobil untuk Berhidup Mewah
"Ya artinya sebelumnya kan dia punya tanggungan sama orang, kalau sudah tertekan begitu, buat bayar utang ke orang dulu. Gali lobang tutup lobang lah," tambah dia.
Kendati demikian, polisi kini tengah menelusuri dugaan apakah Djeni juga mengubah uangnya menjadi aset berharga atau tidak.
"Kita kan belum tracking aset nih. Kita sambil berjalan, sambil coba telusuri asetnya di mana. Kalau beli mobil enggak sepertinya, yang mungkin paling kita cari di aset tidak bergerak, semacam rumah, apartemen gitu. Iya ini lagi dalam proses tracking," ujar Wahyudi.
Adapun dalam beraksi, Djeni diketahui polisi memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mempengaruhi korbannya agar percaya sama Djeni.
Kemampuan Djeni itu terbukti dengan 62 unit mobil sewaan yang berhasil digelapkan Djeni dalam kurun waktu dua bulan yakni, dari Juli hingga Agustus 2019.
Menurut Wahyudi, saat berhadapan dengan korbannya, Djeni mampu menunjukkan gestur tubuh dan gaya bicara yang baik sehingga korbannya tertipu daya.
"Buat menyakinkan orang bagus dia. Artinya gini hampir setiap orang kenapa begitu banyak orang percaya sama dia, pada saat ketemu, ngobrol entah dengan muka iba atau bagaimana, yang jelas orangnya percaya saja sama dia," ujar Wahyudi.
Penulis: KOMPAS.com/DEAN PAHREVI, TRIBUN JAKARTA/BIMA PUTRA
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Janda Cantik Masih Terlilit Utang Meksi Raup Untung Rp 2,5 Miliar Hasil Gelapkan 62 Mobil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.