KOMPAS.com – Siapa sangka Bus Transjakarta yang kali pertama beropertasi di Jakarta pada 2004, kini menjadi sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan yang memiliki lintasan terpanjang di dunia, yaitu 251,2 kilometer (km).
Dengan lintasan sepanjang itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui keterangan persnya menjelaskan, Bus Transjakarta bisa mengangkut sekitar 641.000 penumpang per hari.
Jumlah itu naik dua kali lipat jika dibandingkan pada 2017, yang hanya mampu menampung sekitar 300.000 penumpang per hari.
Bertambahnya jumlah penumpang tentunya seiring dengan peningkatan jumlah armada. Dalam tiga tahun terakhir, jumlah armada meningkat sebanyak 2.380 bus (tahun 2017), 3.017 (tahun 2018), dan 3.548 (tahun 2019).
Baca juga: Stasiun Manggarai Akan Terkoneksi dengan Bus Transjakarta
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan jumlah armada Transjakarta mencapai 3.565 unit pada akhir 2019.
Perjalanan warga juga semakin dimudahkan karena halte Transjakarta terletak berdekatan dan tersebar di berbagai area.
Saat ini sudah ada 260 halte yang tersebar dalam 13 koridor, meliputi wilayah Jakarta Pusat, Barat, Timur, Utara, Selatan, dan beberapa daerah penyangga.
Bertambahnya armada Transjakarta dan mulai tersebarnya halte di banyak titik semakin mempermudah warga DKI Jakarta dalam menggunakan transportasi umum. Hal ini diakui Yohannes Husada (28), warga Pulo Gadung, Jakarta Timur.
“Bedanya Transjakarta dulu dan sekarang, saat ini rute dan busnya lebih banyak, jadi makin bervariasi. Ongkosnya juga murah, cuma Rp 3.500,” ujar Yohannes, Kamis (24/10/2019).
Pria yang biasa menumpang Transjakarta dari Halte TU Gas hingga Halte GBK dilanjutkan berjalan kaki menuju kantornya di kawasan SCBD, jalan Jendral Sudirman, Jakarta Selatan, mengaku dari segi waktu tempuh sebenarnya naik Transjakarta hanya berselisih sekitar 30 menit jika dibandingkan dengan membawa kendaraan pribadi.