Menurutnya, akan lebih menarik lagi apabila ada kegiatan rutin di Taman Kota untuk menarik minat warga agar datang dan beraktivitas.
Lagipula, jika rutin diadakan kegiatan biasanya Taman Kota akan semakin ramai dan dengan sendirinya menjadi lebih terurus.
Baca juga: Tahun Ini, Pemprov DKI Akan Bangun 53 Taman Berkonsep Park
“Biasanya kegiatan itu diinisiasi warga yang dengan suka rela bergerak mengadakan acara sendiri. Kalau belum ada warga yang bersedia, mau tidak mau manajemen yang mengadakan," kata Grace.
Ia pun memberi masukan agar kegiatan yang diadakan di Taman Kota menyasar ke anak-anak. Apalagi mereka lebih senang bisa diajak bermain di taman.
"Taman kota umumnya belum banyak mengadakan kegiatan untuk anak-anak. Paling orangtuanya bawa bola atau raket. Lebih bagus lagi kalau ada kelas gambar atau apa di situ,” ucap nya
Apa yang diimpikan Grace sebenarnya sudah mulai diupayakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Apalagi Taman Kota menjadi salah satu pembangunan ruang ketiga yang massif dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Pembangunan yang dilakukan pun mengacu ke konsep Taman Maju Bersama atau Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta, Suzi Marsitawati mengatakan, pembangunan masing-masing Taman Maju Bersama disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar.
“Tidak ada kriteria khusus lokasi dalam membangun Taman Maju Bersama. Terpenting tujuan utama dibangunnya taman ini untuk menambah RTH sebagai tempat berinteraksi warga,” ujar Suzi, dalam keterangan tertulisnya pada Kompas.com,
Arah pembangunan RTH dan seluruh pembangunan taman di Jakarta adalah agar semua warga bisa mengakses dengan mudah, Jaraknya kurang lebih sekitar 300 meter dengan berjalan kaki.
Dengan demikian taman menjadi tempat pertemuan antar semua warga masyarakat dan pertemuan antar manusia dengan alam.
Selain pembangunan Taman Maju Bersama, pada 2019, Pemprov DKI Jakarta juga merevitalisasi dua jenis Taman Grande, yaitu Taman Mataram dan Taman Puring.
Revitalisasi kedua taman tersebut dilakukan pertama kali pada 16 Agustus 2019 dan ditargetkan selesai pada 15 Desember 2019.
Berbeda dengan Taman Maju Bersama yang benar-benar baru dibangun, konsep Taman Grande lebih menekankan untuk revitalisasi taman-taman berskala besar dengan tetap menjadi lahan retensi air.
Konsep tamannya adalah Fun Transit Park, yaitu sebagai tempat transit yang nyaman bagi para pedestrian karena terintegrasi dengan transportasi publik.
Selain untuk transit, Taman Grande mendukung RTH (ekologis) dan sarana bermain (playful), serta dapat diakses siapa pun termasuk berpenyandang disabilitas (inclusive).'
Baca juga: Kurangi Polusi Udara di DKI, Pemprov Akan Bangun 200 Taman Maju Bersama
Perlu diketahui, di berbagai wilayah lain di Jakarta, masih banyak Taman Kota yang berfungsi sebagai sarana bermain dan berinteraksi dengan warga walaupun tidak dirancang khusus sebagai tempat transit.
Taman tersebut adalah Taman Cattleya (di Jalan Letjen S. Parman, Jakarta Barat, atau tepatnya di lampu merah Tomang), Taman Lapangan Banteng (di Kawasan Gambir, Jakarta Pusat), Taman Suropati (di jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat).
Kemudian Taman Kalijodo (di Jalan Kepanduan II, sebelah Sungai Krendang daerah Penjaringan, Jakarta Utara), Taman Tebet (di Jalan. Tebet Timur Raya No.10, Jakarta Selatan).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.