Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Lurah hingga RW yang Tak Terima Disebut Kampung Kumuh...

Kompas.com - 07/11/2019, 12:04 WIB
Singgih Wiryono,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Program penataan kampung kumuh yang mencakup 76 Rukun Warga (RW) di wilayah DKI Jakarta belakangan menjadi sorotan.

Penataan ini akan menelan anggaran anggaran Rp 25,5 miliar untuk 76 RW.

Kompas.com mencoba menelusuri keberadaan salah satu RW yang nantinya akan mendapatkan program penataan dengan konsep Community Action Plain (CAP).

Meski dianggap termasuk dalam kategori kampung kumuh, sejumlah wilayah enggan disebut kumuh. 

Lurah Menteng Atas, Zulkarnain menjelaskan, kampung kumuh tidak bisa digeneralisir dari satu wilayah Rukun Warga (RW) saja.

Pasalnya, sebagian besar wilayah RW 05 yang dikategorikan RW kumuh oleh Dinas Perumahan Rakyat DKI Jakarta adalah wilayah yang bersih.

"Sebagian RT 05 ya. Kalau kita bilang RW 05 RW yang kumuh, tidak juga. tapi kalau berdasarkan RT, mungkin. Kalau dibilang RW kumuh ya nggak mau," ujar Zulkarnain saat ditemui Kantor Lurah Menteng Atas, Jakarta Selatan, Rabu (6/11/2019).

Baca juga: Menelusuri RW 05 Menteng Atas yang Disebut Kampung Kumuh...

Zulkarnain juga menjelaskan, kampung kumuh tidak hanya berada di RW 05 melainkan tersebar di beberapa RW. RT-RT kumuh tersebut di antaranya berada di RW 09 dan RW 07.

Namun, Zulkarnain mengatakan kriteria kumuh yang ditetapkan oleh Dinas Perumahan Rakyat DKI Jakarta masih mengambang. Zulkarnain pernah bertanya terkait kriteria apa yang menjadikan kampung bisa memiliki predikat kumuh.

"Lokasi kumuh itu seperti apa dulu? Kalau sekedar beberapa rumah ya bukan RT kumuh," jelas dia.

Pernyataan lurah tersebut juga diperkuat Ketua RW 05, Anan Suhanan. Ia mengatakan, hanya sebagian kecil RT yang dirasa patut dikatakan kumuh di RW yang pimpin.

"Kalau di sini yang terlihat kumuh miskin yang istilahnya rumahnya nggak beraturan itu di RT 15-16. Itu rumahnya masuk gang, kecil-kecil," jelas dia.

Kurang Koordinasi dan Sosialisasi

Zulkarnain menyayangkan tidak ada koordinasi terkait program penataan kampung kumuh. 

Ia mengaku tidak tahu salah satu Rukun Warga di Kelurahan yang ia pimpin masuk dalam program penataan kampung kumuh dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman DKI Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com