Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma Tukang Bakso Ditangkap Polisi Saat Numpang Wi-Fi, Kini Tak Berani Jualan Lagi

Kompas.com - 11/11/2019, 08:40 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Selasa (5/11/2010) lalu merupakan hari yang tak akan pernah dilupakan di kehidupan Ade Gunawan.

Peristiwa yang menimpanya saat itu seolah menjadi pengalaman yang paling buruk selama bertahun-tahun merantau ke Jakarta.

Saat ditemui di Polsek Cengkareng, tubuhnya masih kaku ketika bertemu aparat kepolisian. Bahkan, ketika berbicara, Ade pun masih terbata-bata saking takutnya.

Di tengah rasa takutnya, Ade, seorang pedagang bakso, menceritakan pengalaman pahit yang ia alami.

Pada Selasa sekitar pukul 23.00 WIB, Ade tengah beristirahat sejenak seusai berjualan bakso seharian.

Memang keadaan saat ia duduk terasa sepi. Tak ada orang yang berlalu lalang di kawasan itu.

Namun, sudah menjadi kebiasaan Ade duduk santai di depan warung Marmo di Perumahan Mutiara Taman Palm Blok B, Kelurahan Cengkareng Barat, sambil memainkan layar ponselnya setiap malam.

Dia sengaja duduk di sana untuk menikmati Wi-Fi gratis dari warung Marmo, mulai dari download beberapa film hingga bermain games.

Ketika dirinya tengah santai-santai download film, tiba-tiba saja ia disergap dan ditodong senjata laras panjang tepat di wajahnya.

Baca juga: Tukang Bakso Korban Salah Tangkap Polisi Belum Berani Berjualan Lagi

Sontak ia pun tambah kaget ketika tangannya diikat dan diborgol oleh polisi. Pasalnya kejadian yang dialaminya baru dilihatnya di film-film drama.

"Mana barang kamu? Ini barang kamu kan?" kata Ade menirukan suara polisi.

"Tidak Pak, bukan Pak. Bukan punya saya, Pak. Saya cuma numpang Wi-Fi, Pak," ucap Ade seraya memohon ampun.

Ade pun tak tahu apa yang ia lakukan kala itu sampai disergap oleh polisi.

Bahkan, ia telah menjawab sejujur-jujurnya pertanyaan polisi tentang bungkus rokok berisi narkoba yang saat itu berada dekat tempat ia duduk.

"Bukan barang saya Pak, saya cuma main handphone," begitu lagi-lagi diungkapkan Ade.

Meski telah berkata jujur dan memohon ampun, nyatanya Ade tetap dibawa ke Polsek Cengkareng menggunakan mobil polisi.

Sesampainya di Polsek Cengkareng, ia pun lagi-lagi diinterogasi oleh polisi. Ia dicecar sejumlah pertanyaan seputar kasus narkoba.

Ade juga dikonfrontasi dengan dua terduga tersangka yang sebelumnya telah diamankan.

"Saya tidak kenal mereka," ujar Ade menirukan ucapannya kala interogasi.

Baca juga: Ditangkap dan Dikira Pengedar Narkoba, Tukang Bakso Ini Trauma dan Takut dengan Polisi

Setelah seluruh proses interogasi selesai. Ia pun tes urine dan ponselnya diperiksa.

"Ponsel saya diperiksa, orang isinya keluarga sama temen saya aja," ucap Ade.

Alhasil, Ade terbukti tak menggunakan dan tak terlibat dengan barang haram itu. Akhirnya, ia pun dibebaskan kurang dari 1 X 24 jam.

Setelah itu, kepada awak media Ade mengaku tak tahu-menahu video penangkapannya viral di media sosial. Sebab, setelah kejadian itu, ia jarang membuka ponselnya.

"Saya saja tidak tahu kalau ternyata saya saat ini tengah viral akibat insiden itu yang terekam CCTV. Saya baru dikasih tahu karena saya juga sedang lagi tidak pegang ponsel dulu sekarang-sekarang ini, masih syok aja," kata Ade.

Trauma setelah penangkapan

Ternyata kejadian yang menimpanya membuat pedagang bakso itu trauma. Sebab, ini kali pertama ia terlibat dengan kepolisian.

Pascakejadian itu, ia pun masih takut menjajakan bakso lagi. Lokasi dagang baksonya berdekatan dengan tempat dia ditangkap.

Bahkan, untuk numpang Wi-Fi di warung itu pun ia tak berani pascakejadian itu.

Dia kini hanya mengurung diri di kontrakan di Jalan Lingkungan III, Tegal Alur, Jakarta Barat. Dia tinggal bersama istri yang sedang hamil.

Baca juga: Tukang Bakso Korban Salah Tangkap Sebut Warung Marmo Sering Jadi Tempat Nongkrong, Tapi...

Ade menutup rapat pintu kontrakannya untuk melupakan kejadian sial yang ia alami saat itu.

Namun, kejadian pahit yang ia hendak ingin lupakan malah terkadang diingatkan lagi oleh tetangga-tetangganya.

"Jika keluar kontrakan ditanya-tanya orang, yang tadinya sudah mau melupakan traumanya malah ditanya kembali," ujar Ade.

Terbenak dalam hatinya untuk pulang ke kampung halaman di Kuningan, Jawa Barat.

Namun, apalah daya ia tak punya banyak uang untuk pulang kampung.

"Kalau dibilang mau pulang kampung ya mau, cuma belum ada uangnya. Saya aja belum jualan lagi," kata Ade.

Ade pun belum memastikan kapan dirinya berani berjualan lagi dan menjalani aktivitas seperti biasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com