Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai 1 Desember, Perjalanan Commuter Line Akan Ditambah

Kompas.com - 18/11/2019, 11:23 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Mulai 1 Desember 2019, jumlah perjalanan layanan kereta rel listrik (KRL) commuter line di beberapa relasi pada setiap harinya ditambah.

Secara keseluruhan, jumlah perjalanan KRL setiap harinya secara bertahap akan mencapai 90 loop atau rangkaian kereta dengan 1.057 perjalanan, dari sebelumnya 81 Loop yang berjumlah 945 perjalanan.

PT KCI akan memberlakukan penambahan jumlah perjalanan KRL pada triwulan pertama Desember awal sebanyak 80 loop dengan 960 perjalanan KRL dan dengan total sarana KRL yang dioperasikan sebanyak 1.100 unit kereta.

Penambahan ini terus dilaksanakan secara bertahap berdasarkan hasil evaluasi perjalanan KRL hingga mencapai jumlah 1.057 perjalanan sesuai dengan program Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA 2019).

Baca juga: Syarat Dapat Pin Ibu Hamil Harus Punya KMT Diprotes, PT KCI Tak Akan Ubah Peraturan

Pemberlakuan jadwal baru perjalanan KRL mengacu grafik perjalanan kereta api (GAPEKA) tahun 2017 yang sebelumnya telah disahkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

Data PT Kereta Commuter Indonesia menyebutkan, penambahan jumlah perjalanan KRL untuk lintas Bogor Line sebanyak 45 jumlah loop dengan 405 perjalanan KRL. Terdiri dari centre line (Bogor/Depok-Jakarta Kota PP) sebanyak 227 perjalanan KRL dengan pemberhentian pada jam sibuk selama lima menit.

Lalu, lintas loop line (Bogor/Depok-Jatinegara PP) terdapat 178 perjalanan KRL dengan pemberhentian pada jam sibuk selama lima menit.

Sedangkan, jumlah perjalanan KRL Bekasi Line (Cikarang/Bekasi-Jakarta Kota PP) sebanyak 15 loop dengan 174 perjalanan KRL setiap harinya dengan pemberhentian pada jam sibuk selama sebelas menit. Jumlah ini meningkat dari tahun 2017 yang sebelumnya 13 jumlah loop.

Untuk lintas Serpong line (Rangkasbitung/Parung Panjang/Maja/Serpong-Tanah Abang PP) akan ditambah menjadi 16 Loop dengan 178 perjalanan KRL dengan pemberhentian pada jam sibuk selama 10 menit.

Jumlah ini meningkat dari tahun 2017 yang sebelumnya 16 jumlah loop.

Baca juga: PT KCI Ingatkan Penumpang KRL yang Terdampak Pemadaman Listrik Bisa Refund sampai 11 Agustus

Sedangkan, di lintas Tangerang Line (Rangkasbitung/Parung Panjang/Maja/Serpong-Tanah Abang PP) ada penambahan 5 loop dengan 98 perjalanan KRL dengan pemberhentian pada jak sibuk selama 15 menit. Jumlah ini bertambah dari tahun 2017 yang sebelumnya 4 loop.

Sementara untuk lintas Tanjung Priok Line (Tanjung Priok-Jakarta Kota PP) terdapat perjalanan KRL sebanyak 56 perjalanan dengan pemberhentian pada jam sibuk selama 30 menit.

Sedangkan, untuk KRL Feeder (Kampung Bandan-Jakarta Kota PP) terdapat penambahan perjalanan sebanyak 47 perjalanan KRL sengan pemberhentian pada jam sibuk selama 38 menit.

Direktur Utama PT KCI, Wiwik Widayanti mengatakan, penyusunan jadwal Gapeka 2019 ini telah berlangsung cukup lama dengan mempertimbangkan saran dari pelanggan, pembangunan infrastruktur perkertaapian, dan sarana KRL.

“Harapannya dengan penambahan perjalanan KRL ini akan memberi dampak baik bagi pengguna jasa KRL,” ucap Wiwik dalam konferensi pers, di Juanda, Senin (18/11/2019).

Ia juga mengimbau penumpang untuk menjaga kelancaran operasional KRL dengan mengutamakan keselamatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com