DEPOK, KOMPAS.com - Sejuknya udara terasa ketika kita melewati Jalan Belimbing Dewa Kecamatan Beji, Depok.
Hamparan pohon hijau nan rindang di sisi kanan dan kiri jalan memanjakan mata menyusuri permukiman yang dikenal dengan sentra tani belimbing dewanya.
Ketika menelusuri kawasan tersebut, memang belum terlihat buah belimbing dewa yang disebut menjadi ikon dari Kota Depok. Sesekali mata hanya disuguhkan bungkusan plastik dan kertas yang bergantung di setiap ranting pohonnya.
Di tengah perjalanan Kompas.com menelusuri kawasan itu, tampak seorang laki-laki dengan postur tinggi yang sedang memeriksa pohon dengan banyak bungkusan di rantignya.
Dia adalah Nanang Yusuf yang biasa dipanggil Pak Nanang. Dia merupakan seorang ketua Asosiasi Belimbing Dewa di Kelompok Tani Kalilicin.
Kompas.com berkesempatan mengitari kebun yang ditanami pohon belimbing dengan luas 3.000 meter persegi miliknya.Ternyata bungkusan plastik dan kertas di pohon itu isinya adalah belimbing-belimbing yang hampir matang.
Setelah melihat-lihat kebun, Pak Nanang mengajak untuk duduk sambil menceritakan kisahnya sebagai petani belimbing pada tahun 1985.
Baca juga: Berkembang Berkat Belimbing
Ketika itu, dia hanya memiliki lima buah pohon yang ditanam sendiri.
"Waktu itu saya cuma punya lima batang pohon aja, ya buat ditanam sendiri," Ujar Petani Belimbing, Nanang Yusuf, Jumat (13/12/2019).
Lalu pada tahun 1997, dirinya bergabung dengan Kelompok Tani Belimbing untuk mengembangkan bibit-bibit yang telah diberikan oleh Pemerintah Kota Depok.
Kelompok Tani Kalilicin merupakan kelompok tani di Kecamatan Pancoran Mas yang dikenal juga sebagai pemasok buah belimbing untuk pasar modern maupun tradisional yang ada di kawasan Jabodetabek.
Menurut Pak Nanang, kelompok tani tersebut memiliki 25 anggota aktif dan setiap bulannya pasti menyalurkan buah belimbing ke pasar-pasar yang sudah menjadi langganan pengiriman.
Namun, tahun ini ada perubahan karena adanya musim kemarau panjang yang mengakibatkan pohon tidak menghasilkan buah.
"Kalau panennya sih seharusnya setiap bulan, kalo normalnya setiap bulan cuma kemarin karena kemarau, dan baru tahun ini ada tiga hingga empat bulanan tidak ada panen jadi produksinya menurun drastis karena temperaturnya 25-30 derajat itu bunga belimbingnya tidak kuat itu," ujar Nanang Yusuf.
Baca juga: Cerita Haji Dhani, Puluhan Tahun Jualan Belimbing di Kota Belimbing Depok
Penanaman belimbing dewa terbilang mudah karena pohon tersebut cocok untuk ditanam di tanah mana pun. Tanaman belimbing juga dinilai tahan terhadap penyakit hama.
Pohon belimbing jika ditanam di pekarangan tidak merusak struktur bangunan. Pohon tersebut juga banyak menyerap air.
Selain mudah perawatannya, pohon ini juga menghasilkan banyak oksigen yang membuat perkebunan belimbing Pak Nanang terasa begitu sejuk dan udaranya bersih.
Buah yang dihasilkan dari belimbing ini juga banyak, bayangkan dalam satu pohon saja dapat memproduksi buah belimbing dari batang hingga ranting.
"Berbuahnya di setiap batang dari pangkal akar sampai ujung ranting itu dia ada buahnya, kalau rambutan kan hanya di ujung saja, ini tanaman ekonomis untuk masyarakat perkotaan," Ujar Nanang sambil menunjuk bunga di pohon belimbing.
Baca juga: Jus Belimbing Berbahaya bagi Penderita Ginjal?
Di sentra belimbing ini, Pak Nanang juga menceritakan bahwa tidak ada bahan yang terbuang setiap harinya. Semua yang digunakan akan didaur ulang kembali guna meminimalisir sampah.
Di kebun tersebut, terlihat juga tempat pembakaran sampah dan pengelolaan pupuk kompos untuk memutar bahan-bahan yang sudah tidak terpakai tersebut.
Pria berusia 41 tahun itu juga menyebutkan bahwa di tahun 2020 mendatang, kelompok tani yang dia pimpin akan melakukan ekspor buah belimbing dewa.
Dia membanggakan citra belimbing dewa di luar negeri yang terkenal sebagai buah asal Depok. Buah yang terkenal dengan ciri khasnya sendiri dibanding belimbing lain.
"Iya beda dari yang lain, warnanya lebih mencolok ke oranye. Kalau belimbing lain kehijauan kuning gitu, kalau dari segi bobot lebih berat. Pernah dicoba berat buah belimbing bisa sampai 1 kilo per buah," ujar Nanang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.