Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bromocorah yang Bertaubat Itu Bernama Man Rambo, Luka di Tubuhnya Jadi Saksi (Bagian 1)

Kompas.com - 19/12/2019, 06:26 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Namun, jelang tahun 2000, Rambo resmi menyandang predikat bromocorah – residivis, akibat mengulangi kejahatan yang ia lakukan beberapa tahun sebelumnya: menjagal orang.

“Pembunuhan yang kedua waktu itu, gara-garanya saya ditusuk di punggung di terminal. Saya sebelumnya negur dia karena malak uang sama anak kecil. Dia enggak suka, bilang jangan mentang-mentang saya baru keluar penjara,” cerita Rambo.

“Ketemu di perempatan, saya ditusuk punggungnya, dia lari. Saya bentur-benturin pisau yang masih nancap itu ke tiang terminal biar copot. Saya tusuk balik, saya tunggu sampai polisi datang. Kena saya (penjara) 5 tahun,” katanya.

Pertama kali Rambo membunuh seseorang tahun 1986. Ia ribut dengan seseorang hingga diserang celurit, mengakibatkan telunjuknya buntung setengah hari ini.

Celurit itu ia rebut. Akhir kisahnya bisa kita terka. Rambo divonis kurungan 4 tahun.

Terakhir Rambo bersanggama dengan dingin ubin penjara tahun 1998. Ia terlibat perampokan.

Baca juga: Polisi Kejar Tersangka Narkoba, Pelaku Berhenti Setelah Tabrak Rumah Warga

Namun, ia mengaku lupa detail ceritanya. Pokoknya, 12,5 tahun lamanya total ia mendekam di bui.

Bukan cuma Rambo yang jadi bromocorah. Kawan-kawannya pun meniti garis nasib serupa. Beberapa terperosok terus-menerus ke lubang yang sama bukan gara-gara bunuh-bunuhan, melainkan narkoba.

Mereka bagai diseret-seret keluar-masuk bui oleh zat yang, kata Rambo, tak pernah ia cicipi.

Yang Rambo cicipi hanya giris tangis dan sembilu pilu dari sanak famili kawannya residivis narkoba.

“Saya sudah dengar semua, Mas. Anak-istri mereka semua cerita ke saya waktu teman saya masuk penjara gara-gara narkoba; waktu teman saya mati gara-gara narkoba. Belum lagi orangtua-orangtua yang, coba Mas bayangkan sendiri, bagaimana dia cerita ke saya waktu tahu anaknya masuk penjara, meninggal, gara-gara narkoba?”

Kata-kata itu bersenandung deras dari mulut Rambo yang bersuara parau; kata-kata yang seakan mengemas ulang Senandung Istri Bromocorah dalam rupa berbeda.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com