Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Minta Kemendagri Segera Rampungkan Evaluasi RAPBD 2020

Kompas.com - 19/12/2019, 15:43 WIB
Nursita Sari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta meminta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) segera merampungkan evaluasi terhadap rancangan peraturan daerah (raperda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI tahun 2020.

Dengan demikian, Pemprov dan DPRD DKI Jakarta bisa segera memperbaiki raperda tentang APBD dan mengesahkannya menjadi perda sebelum tahun anggaran 2020 dimulai.

"Saya sudah kejar Kemendagri. Janjinya sih besok," ujar Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (19/12/2019).

Menurut Saefullah, evaluasi raperda tentang APBD DKI 2020 saat ini berada di Sekretaris Jenderal Kemendagri.

Dia berharap hasil evaluasi tersebut bisa segera ditandatangani Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan dikembalikan kepada Pemprov DKI untuk diperbaiki.

Baca juga: Badan Pembentukan Perda: 52 Raperda yang Diusulkan Terlalu Banyak

"Pak Menteri sedang di Kalimantan Timur. Verbalnya lagi jalan, sudah ada di Biro Hukumnya, hari ini sudah di sekjen, besok pagi masuk ke menteri, mudah-mudahan diteken langsung," kata Saefullah.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kemendagri Syarifuddin menyampaikan, raperda tentang APBD DKI 2020 masih dievaluasi.

Dia berupaya evaluasi bisa diselesaikan dalam waktu 10 hari kerja, dari batas waktu evaluasi selama 15 hari kerja.

"Kami terima hari Kamis sore pekan lalu. Kami usahakan, DKI itu biasanya kami 10 hari bisa selesaikan, 10 hari kerja," ucap Syarifuddin.

Menurut Syarifuddin, anggaran DKI yang sudah dievaluasi sekitar 50 persen. Syarifuddin belum mau membocorkan hasil evaluasi terhadap raperda tentang APBD DKI 2020.

"Kalau bicara sudah berapa jauh, saya pikir paling enggak minimal sudah di atas 50 persen lah," tutur Syarifuddin.

Baca juga: Interupsi di Rapat Paripurna, Fraksi PSI Sampaikan Sejumlah Catatan Terkait APBD DKI 2020

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 33 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2020, raperda tentang APBD 2020 seharusnya disetujui eksekutif dan legislatif paling lambat 30 November 2019.

Namun, Pemprov dan DPRD DKI Jakarta baru menyetujui raperda tentang APBD 2020 sebesar Rp 87,9 triliun dalam rapat paripurna DPRD DKI Jakarta, pada 11 Desember 2019.

Persetujuan bersama itu molor karena adanya pergantian DPRD DKI berdasarkan hasil Pileg 2019 sehingga pembahasan rancangan anggaran pun molor.

Raperda tentang APBD DKI 2020 yang telah disetujui bersama itu langsung diserahkan ke Kemendagri untuk dievaluasi.

Setelah itu, Pemprov dan DPRD DKI akan memperbaiki raperda tentang APBD sesuai evaluasi Kemendagri.

Berikutnya, raperda tentang APBD itu akan disahkan menjadi perda.

Adapun raperda tentang APBD 2020 harus disahkan menjadi perda sebelum dimulainya tahun anggaran 2020 atau paling lambat 31 Desember 2019.

Jika pengesahan terlambat, gubernur dan/atau anggota DPRD akan dikenai sanksi berupa tidak menerima gaji atau hak keuangan selama 6 bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com