Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KCI Ajak Komunitas Lebih Garang Lawan Pelecehan Seksual di KRL

Kompas.com - 27/12/2019, 22:56 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengajak para penumpang agar terus melawan tindakan pelecehan seksual yang terjadi di dalam kereta listrik (KRL).

Adapun upaya yang dilakukan KCI adalah menggandeng berbagai komunitas agar bergerak bersama dalam mensosialisasikan pencegahan pelecehan seksual.

Komunitas tersebut di antaranya komunitas perEMPUan dan komunitas pengguna Anker Twitter.

VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba menyebutkan bahwa kampanye yang terus digalakkan bersama para komunitas bukan sekadar mencegah pelecehan seksual, tapi juga membangun keberanian dari korban ataupun saksi untuk melawan serta melaporkan pelaku pelecehan ke pihak berwenang.

Baca juga: Korban Pelecehan di KRL Tujuan Bekasi Berani Hardik Pelaku

"Tidak hanya lewat standing banner di 80 stasiun yang kami sebar, tapi melibatkan media sosial, kemudian komunitas agar mereka ajak pengguna berperan memerangi siapa saja yang lakukan pelecehan seksual," kata Anne pada saat diskusi di Stasiun Jakarta Kota, Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (27/12/2019).

Bahkan menurut data internal KCI, korban pelecehan seksual yang melapor mengalami kenaikan jumlah dari tahun ke tahun.

"Dari catatan KCI, keberanian saksi maupun korban untuk melaporkan pelecehan yang dialami mulai terlihat. Dimana pada tahun ini tercatat ada 35 kasus dilaporkan meningkat dibanding Tahun 2018 dimana ada 34 kasus dan di Tahun 2017 hanya 18 kasus yang dilaporkan," ujar Anne.

Kampanye tidak hanya dilakukan dengan menggandeng komunitas, melainkan sosialisasi pencegahan pelecehan seksual.

Tapi kampanye juga disalurkan dalam bentuk gambar, yakni dalam standing banner baik di dalam gerbong maupun di area stasiun.

Baca juga: Korban Pelecehan di KRL Diimbau Berani Melawan dengan Lapor Polisi

Hal ini dilakukan agar angka pelecehan seksual yang terjadi di KRL menurun, sebab menurut survei Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) pelecehan seksual di KRL menempati urutan ketiga dengan persentase sebesar 18,14 persen untuk jenis pelecehan seksual yang terjadi di moda transportasi umum.

Founder perEMPUan Rika Rosvianti menyebutkan, pelecehan seksual terjadi dalam bentuk fisik atau pun non fisik.

Dengan adanya kampanye dan sosialisasi, pencegahan pelecehan seksual dapat mudah dihambat. Terlebih korban dan saksi berani dalam mengungkap tindakan pelecehan tersebut.

"Pelecehan yang sering terjadi mulai dari bentuk verbal, fisik dan non fisik. Penting untuk masyarakat tahu beragam bentuk pelecehan ini agar dapat dipahami dan mau mengintervensi atau melaporkan saat mengetahuinya," kata Rika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com