Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangerang Banjir, Tim SAR Kekurangan Orang hingga Perahu Karet

Kompas.com - 02/01/2020, 08:54 WIB
Sabrina Asril,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Bencana banjir yang terjadi kawasan Tangerang sejak kemarin membuat area terdampak kian meluas.

Permintaan evakusi dari warga pun membludak. Namun, banyak wilayah tak terjangkau bantuan karena kekurangan tenaga hingga perahu karet.

Salah satunya adalah Perumahan Pulo Indah di Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang.

Di sana, tinggi air sudah hampir mencapai 2 meter. Warga pun sudah tidak berani melintas jalan karena khawatir tenggelam.

Informasi yang dihimpun Kompas.com pada Kamis (2/1/2020), warga mengungsi di salah satu rumah yang cukup tinggi di sana. Banyak terdapat anak-anak. Sementara bahan makanan menipis.

Baca juga: Banjir 2 Meter di Cipondoh, Warga Perlu Segera Dievakuasi

Kompas.com yang berusaha mencari perahu karet untuk area yang belum mendapat pertolongan itu.

Namun, hampir semua otoritas sedang menghadap kesulitan yang sama, kurang orang dan kurang perahu karet.

"Mohon maaf sebelumnya Bu kalau telat karena tim kami masih minta bantuan tenaga ke Basarnas," ujar salah seorang Petugas Humas Pemkot Tangerang yang menjadi call center reaksi cepat untuk bencana banjir kali ini, Kamis pagi.

Demikian pula saat menghubungi tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang juga bergerak melakukan evakuasi di lokasi banjir.

Namun, mereka kekurangan orang sehingga tak bisa menjangkau wilayah Petir, Cipondoh.

Baca juga: Daftar Pos Kesehatan bagi Korban Banjir di 5 Wilayah Jakarta

"Terima kasih infonya. Namun kami belum bisa mencapai ke sana karena tim juga sedang evakusi di Duren Villa, Karang Tengah," ujar salah seorang petugas.

Sementara kontak Pusdalops Kota Tangerang yang juga disebar ke warga untuk call center banjir belum bisa dihubungi hingga kini.

"Butuh perahu karet, kita juga sudah kontak ke mana-mana belum ada yang bisa. Masih menunggu. Ini enggak mungkin diterabas banjirnya sudah terlalu tinggi," ujar Nita, warga Pulo Indah, yang mengungsi bersama seorang anak balitanya.

Luasnya area terdampak tampaknya tak hanya membutuhkan gerak pemerintah atau instansi negara, perusahaan swasta ataupun inidividu yang memiliki fasilitas evakuasi juga sangat dibutuhkan di lokasi-lokasi banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com