Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bu Yuli, Belasan Tahun Jadi Relawan Bencana di Jakarta Utara

Kompas.com - 04/01/2020, 11:23 WIB
Cynthia Lova,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di dalam tenda biru tengah sibuk sekumpulan ibu-ibu menyiapkan makanan untuk korban banjir di kawasan Jakarta Utara.

Mereka tampak sibuk mengeluarkan tumpukan mi instan dari dalam bungkus satu per satu dan meletakkannya di baskom besar.

Salah seorang ibu, Yuliana Susanti atau akrab disapa Bu Yuli, melemparkan senyuman ke arah Kompas.com saat menghampiri tenda.

Ia menyapa dengan ramah, kemudian menceritakan pengalamannya menjadi relawan selama belasan tahun.

Baca juga: Cerita Food Truck ACT, Masak 1000 Kotak Makanan Per Hari untuk Pengungsi Banjir Jakarta

Bu Yuli sudah menjadi relawan sejak 2007. Saat itu, hatinya tergerak menjadi relawan banjir karena rumahnya di kawasan Kebon Baru, Semper Barat, Jakarta Utara, terkena banjir.

Perempuan berusia 66 tahun ini merasa prihatin dengan korban banjir yang kadang kala kurang bantuan makanan.

Sebab, ketika bencana banjir menimpa keluarga Bu Yuli, ia merasakan lapar saat mengungsi lantaran kurangnya distribusi makanan yang sampai di poskonya.

"Karena saya tahu bagaimana rasa sedihnya menjadi korban banjir, apalagi kalau lagi lapar. Maka, tergeraklah hati saya untuk menjadi relawan," ujar Bu Yuli kepada Kompas.com di Posko Logistik Sudin Sosial Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/1/2020).

Baca juga: 1.340 Warga di Jakarta Utara Mengungsi akibat Banjir

Yuli mengatakan, karena keahliannya di bidang masak, ia memilih bertugas di dapur umum agar para korban tidak kelaparan.

"Saya tidak punya harta banyak yang bisa membantu dengan materi, tapi saya punya keahlian untuk masak seenggaknya bisa gunakan untuk membantu orang yang lagi membutuhkan," kata Bu Yuli.

Ibu dua anak ini mengaku, menjadi relawan baginya suatu kegiatan yang menyenangkan sebab ia bisa berkumpul bersama teman-teman untuk membantu sesama.

"Kita tim dapur umum ini seperti keluarga yang bekerja sama membantu orang yang membutuhkan," kata Yuli.

Meski setiap hari memasak untuk ribuan orang, Yuli mengaku tidak pernah mengeluh.

Bahkan, tak pernah sedikit pun ia mengharapkan imbalan dari pemerintah.

"Ini kan tugas sosial, saya kerjakannya sepenuh hati. Tidak pernah saya ngeluh, ya kita kerjakan saja dengan senang," kata Yuli.

Bu Yuli, relawan banjir di Posko Logistik Banjir di Jalan Keramat Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/1/2020).KOMPAS. COM/CYNTHIA LOVA Bu Yuli, relawan banjir di Posko Logistik Banjir di Jalan Keramat Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/1/2020).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com