Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbaikan Jembatan Patal Bekasi Butuh Dana Rp 1 M, Pemkot Akan Minta ke Kementerian PUPR

Kompas.com - 06/01/2020, 09:55 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Perbaikan jembatan patal yang menghubungkan Kecamatan Bekasi Utara dan Bekasi Timur diperkirakan membutuhkan dana Rp 1 miliar.

Jembatan ini sempat goyah struktur bawahnya akibat digempur arus deras Kali Bekasi yang meluap pada Rabu (1/1/2020) lalu.

"Bisa Rp 1 miliar lah," ujar Kepala Seksi Jalan dan Jembatan Bina Marga Kota Bekasi, Idi Sutanto ketika dikonfirmasi pada Senin (7/1/2020) pagi.

Idi menyebut, dana sebesar itu untuk memperbaiki struktur bawah jembatan yang goyah.

Akan tetapi, perbaikan akan dilakukan secara komprehensif terhadap keseluruhan jembatan patal itu. Sebab, jembatan itu sudah berusia 20 tahun.

Baca juga: Jembatan Patal yang Retak Diterjang Kali Bekasi Sudah Bisa Dilintasi Mobil Besok

"Jadi memang karena struktur bawahnya tergeser, jadi sudah minta diganti sekalian ditata ulanglah posisinya, dirapikan," kata dia.

Lantaran membutuhkan dana sebesar itu, Idi mengaku tengah menyiapkan mekanisme agar dana itu bisa digelontorkan oleh Kementerian PUPR.

Sebab, beberapa bagian jembatan tersebut memang bantuan dari Kementerian PUPR saat dibangun pada 1999 lalu.

"Kita coba minta anggaran dari Kementerian. Kalau Rp 1 miliar buat mereka kan kecil, kalau kita lumayan gede kan," kata Idi.

"Kemarin dicek juga sama Direktur Teknik Jembatan Kementerian PUPR. Hari ini Pak Wali Kota akan coba bikin surat, bisa atau tidak anggarannya dari kementerian," imbuhnya.

Baca juga: 89 Titik Tanggul Rusak akibat diterjang Kali Bekasi

Sebelumnya diberitakan pada Kamis (2/1/2020), jembatan besi penghubung Kecamatan Bekasi Utara dan Bekasi Timur di Jalan Teluk Buyung-Bambu Runcing goyah.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, retakan aspal selebar 2cm merekah sepanjang 2 meter di mulut jembatan.

Sebuah van berukuran panjang memalang jembatan di sisi barat, lalu beberapa batang kayu dan bambu dibentangkan di sisi timur jembatan. Tujuannya guna membatasi kendaraan yang melintasi jembatan besi tersebut.

Namun mulai hari ini, jembatan tersebut dipastikan dapat dilintasi oleh minibus, tetapi masih tertutup bagi kendaraan berat seperti bus dan truk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com