Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petugas Kebersihan di Pintu Air, Berjibaku dengan Gunungan Sampah Sisa Banjir

Kompas.com - 14/01/2020, 06:59 WIB
Cynthia Lova,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Pria umur 54 tahun ini mengaku, butuh tenaga ekstra untuk mengangkut sekitar ratusan ton sampah pasca banjir ini.

Sebab, ia bekerja dari pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB.

Meskipun sudah menggunakan ekstra, sampah-sampah itu masih nampak menumpuk setiap hari.

Apalagi ada sampah-sampah yang sudah mengendap di dalam air.

“Ini belum semua bersih banget, kita udah bersihin, masih ada lagi masih ada lagi (sampahnya),” ujar Solihin sambil bercanda.

Baca juga: Sampah Penuhi Pintu Air Karet karena Kondisi Pintu yang Rusak

Air kotor dan sampah jadi makanan sehari-hari

Bapak enam anak ini mengatakan, air kotor dan sampah itu sudah menjadi temannya sehari-hari. Sebab, setiap harinya ia harus berenang untuk mencari sampah itu.

Bekerja lima tahun jadi PJLP UPK Badan Air ini memang diakui Solihin harus tahan menyium bau sampah.

Memang, awalnya ia ragu-ragu untuk turun menyelam mencari sampah. Namun lambat laun sampah dan air itu menjadi temannya setiap hari.

Bahkan, untuk menghilangkan bau sampah dari tubuhnya butuh waktu sekitar dua hari.

“Awal mah saya ragu banget liat air kotor begitu, kalau sekarang mah udah tidak terpikir lagi bau. Semua seperti sama aja gitu loh. Saya pakai pewangi baju saya sama aja baunya, tapi ya namanya juga kerjanya begini sehari-hari, ya jalani aja,” kata Solihin.

Bahkan saat banjir ini, ia sering menemukan sampah binatang tikus yang mengapung di kali menyentuh wajahnya.

“Sering temuin bangkai tikus yang tiba-tiba nempel. Awal mah jijik aja gitu, tapi kelamaan udah biasa juga,” tambah dia.

Baca juga: Jumlah Sampah Sisa Banjir di DKI Sudah Lebih dari 61.000 Ton

Ia prihatin dengan masyarakat yang membuang sampah rumah tangganya ke kali.

Sebab, beberapa kali dilihat, kebanyakan sampah di kali ini adalah sampah rumah tangga.

Bahkan terkadang warga tak segan-segan membuang sampah di kali meski melihat petugas sedang membersihkan kali itu.

“Kadang sampah main lempar aja ke kali. Apalagi ada juga yang buang sampah kaya sofa begitu ke sungai, padahal kita aja evakuasinya aja berat kan ke darat. Belum lagi kasur yang dibuang,” ucap Solihin.

Solihin berharap warga Jakarta memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Sehingga tidak banyak sampah yang menumpuk di kali itu dan membuat aliran air lancar.

“Kalau air kali lancar kan bisa menghindari dari banjir juga, ya berharapnya warga Jakarta punya kesadaran tinggi,” tutir dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com