BPBD DKI Jakarta juga menginformasikan peringatan dini bencana kepada lurah dan camat melalui grup aplikasi percakapan WhatsApp.
Lurah nantinya akan menginformasikan peringatan dini bencana tersebut kepada warganya, baik secara langsung maupun melalui RT/RW.
Baca juga: Wakil Ketua DPRD DKI Minta Pemprov Pasang Alarm Peringatan Banjir
Menurut Ridwan, sistem peringatan dini melalui DWS melengkapi informasi yang disampaikan lewat lurah.
"DWS kami gunakan untuk melangkapi info peringatan yang kami kirim melalui WhatsApp group camat dan lurah," kata Ridwan.
3. Tambah alat
Pemprov DKI Jakarta akan menambah enam set DWS untuk peringatan dini bencana pada tahun 2020 ini.
Pembelian enam set DWS ini untuk melengkapi 14 set DWS yang sudah dimiliki sebelumnya.
"Memang kebutuhannya tahun 2020 hanya enam dan sudah meng-cover semua aliran DAS. Pengadaan DWS 6 set, anggaran Rp 4,07 miliar," tutur Ridwan.
Selain itu, ada pula anggaran untuk pemeliharaan 15 set DWS yang sudah dimiliki Pemprov DKI Jakarta sebesar Rp 165 juta.
Baca juga: Tahun Ini, Pemprov DKI Tambah Alat Sistem Peringatan Dini Bencana
Anggaran itu sudah dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020.
4. Keliling bawa pengeras suara
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah mengevaluasi sistem peringatan dini bencana yang dilakukan Pemprov DKI.
Dari hasil evaluasi, kata Anies, ada prosedur yang harus diubah.
Pemberitahuan sistem peringatan dini dari lurah melalui RT/RW dan SMS blast belum cukup.
Sebab, bisa saja warga tidak membaca pesan singkat yang diterimanya.