Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Minta DPRD DKI Awasi Rencana hingga Tender Penataan Kawasan Sabang

Kompas.com - 15/01/2020, 18:20 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Paguyuban Pengusaha Jalan Sabang (PPS) mengajukan sejumlah permohonan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta terkait rencana penataan Jalan Sabang, Jakarta Pusat

Anggota Tim Kuasa Hukum PPS Nasyat meminta agar anggota DPRD DKI bisa berdiskusi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membahas rencana penataan namun tidak merugikan pengusaha.

Anggota DPRD DKI Jakarta juga diminta untuk mengawasi segala anggaran yang dikeluarkan untuk penataan kawasan tersebut.

"Agar Bapak dan Ibu DPRD melakukan tindakan segala bentuk hukum dalam fungsi pengawasan anggaran apabila itu merugikan," kata Nasyat saat bertemu anggota DPRD DKI di lantai 9, Gedung DPRD, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2020).

Baca juga: Temui DPRD DKI, Pengusaha Mengadu Resah dengan Rencana Penataan Jalan Sabang

Selain itu, DPRD DKI juga diharapkan bisa mengawasi tender program ini dan memastikan agar landasan hukumnya jelas.

"Salah satu masalahnya adalah tender. (Jika janggal) DPRD harus tidak menyetujui anggaran yang sudah diajukan," tuturnya.

Sementara itu, Ketua PPS Ganefo Dewi Sutan menyebutkan, pihaknya sebenarnya tak keberatan dengan adanya penataan agar terlihat lebih rapi.

Namun dengan adanya rencana pelebaran trotoar serta fasilitas parkir yang dikurangi maka akan merugikan pengusaha.

"Kalau mau percayalah kami penghuni asli di sana (Restoran) Natrabu saja dari tahun 1958 kami tahu apa saja yang bisa dilakukan. Saya tahu sekarang semrawut dan kotor. Kami mohon ke DPRD kami ini ditekan yang sudah jalan berpuluh tahun seenaknya," ucap Ganefo.

Baca juga: Kembalikan Sabang ke Era 70-an, Pemprov DKI Tetap Izinkan PKL Jualan

Diketahui, Pemprov DKI Jakarta akan mengembalikan kawasan Sabang, Jalan Agus Salim, Jakarta Pusat, jadi tempat nongkrong tahun 1970-an.

Penataan akan dilakukan setelah trotoar Sabang direvitalisasi.

"Dulu kan Jalan Sabang itu terkenal memang tempat nongkrong tahun-tahun 70-80-an, ya kami hidupkan lagi, tapi sesuai dengan gaya yang lebih kekinian, milenial," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia.

Cucu berujar, Sabang nantinya tidak akan hanya menjadi pusat kuliner. Kawasan itu juga akan menjadi objek wisata tempat berkumpulnya warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com