Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Pembangunan PLTSa Kota Tangerang Belum Ada Progres

Kompas.com - 16/01/2020, 17:26 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang sejak 2016 digadang-gadang Pemerintah Kota Tangerang bakal jadi solusi pengelolaan sampah, hingga kini belum terlihat progres pembangunannya.

Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengatakan, harga lelang proyek yang dinilai masih tinggi menjadi kendala utama untuk memulai proyek pembangunan PLTSa.

"Susahnya itu harganya," kata dia saat ditemui Kompas.com di ruang kerjanya, di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Kamis (16/1/2020).

Arief mengatakan, meski harga yang dipatok peserta lelang proyek PLTSa tersebut tergolong lebih murah daripada kota-kota besar lainnya, tetapi harga yang ditawarkan masih cukup tinggi bagi APBD Kota Tangerang.

Baca juga: Pemkot Bekasi Optimistis PLTSa Sumur Batu Beroperasi 2020

"Kami sudah lebih murah (dibanding) Jakarta. Rp 320.000 per ton (sampah), (dibandingkan) Surabaya juga lebih murah. Tapi kami ingin tekan lagi, karena melihat jangan 320 per ton, tapi 320.000 kali 1.400 ton kali 365 hari. Kurang lebih Rp 180 miliar per tahun," kata dia.

Untuk itu, lanjut Arief, proyek PLTSa masih terus dilelang hingga dirasa sudah tidak membebani APBD, meski pada kenyataannya pembangunan ditargetkan mulai berjalan sejak 2019, seperti yang diumumkan melalui situs web Pemerintah Kota Tangerang.

"Kan saya semangatnya enggak ingin membebani masyarakat. Kalau bisa hemat, ngapain kami bebani," kata dia.

Arief mengatakan, PLTSa merupakan salah satu solusi jangka menengah yang direncanakan Pemkot Tangerang ketika Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing tak bisa lagi menampung sampah.

Baca juga: PLTSa Sumur Batu Gagal Hasilkan Listrik

Direktur PT TNG Nanang Hermawan mengatakan, pengelolaan sampah menjadi listrik di PLTSa akan memanfaatkan teknologi insenerator.

Nantinya, kata Nanang, lokasi pengelolaan akan terpisah dari TPA Rawa Kucing yang menjadi penyuplai bahan utamanya.

"Lahannya dibutuhkan sekitar 4-5 hektar potensinya bisa di Jatiuwung atau lokasi lainnya yang disesuaikan dengan tata ruang kota. Jika sudah beroperasi PLTSa mampu menghasilkan 12-20 megawatt dengan perkiraan sampah per harinya mencapai 2.000 ton," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com