JAKARTA, KOMPAS.com - Kebohongan Raja Keraton Agung Sejagat Toto Santoso (41) akhirnya terkuak. Dia nyatanya bukanlah seorang raja, melainkan hanya warga biasa.
Belakangan, Toto diketahui pernah tinggal di sebuah gubuk liar di Ancol, Jakarta Utara dan berusaha toko kelontong.
Berita soal kebohongan Toto ini pun masih banyak dibaca pembaca dan menjadi berita terpopuler sepanjang Kamis, 15 Januari 2020.
Selain soal Toto, masih ada isu lain terkait Mal Taman Anggrek yang masih terdampak banjir.
Berikut empat berita terpopuler Megapolitan Kompas.com.
Toto Santoso (41), pria yang mendeklarasikan diri sebagai Raja Keraton Agung Sejagat sempat tinggal selama enam tahun di Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara.
Lurah Ancol Rusmin mengatakan, Toto tinggal di bedeng kayu berukuran 2x3 meter di pinggir rel kereta Stasiun Kampung Bandan.
Toto kemudian pindah setelah kawasan Kampung Bandan, termasuk rumah yang ditinggalinya, terbakar pada 2016.
Rumah yang pernah dihuni Toto saat ini sudah rata dengan tanah. Pasalnya rumah itu berdiri ilegal di pinggiran rel kereta api.
Baca selengkapnya di sini.
Toto Santoso juga disebut pernah berutang sebanyak Rp 1,3 miliar sewaktu tinggal di Kawasan Kampung Bandan, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto menyebutkan, uang tersebut dipinjam Toto kepada salah satu bank.
Toto menggunakan KTP yang ia urus sewaktu pertama kali pindah ke Kampung Bandan tahun 2011.
Selain itu, Toto menjadikan ruko yang ada di daerah Jakarta Barat sebagai jaminan.
Baca selengkapnya di sini.
Populi Center merilis hasil survei terkait kebijakan penanggulangan banjir yang dilakukan di era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan di era Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Berdasarkan survei, masyarakat DKI Jakarta cenderung memilih program penanggulangan banjir di era Anies.
Peneliti Populi Center, Jefri Ardiansyah mengatakan, dalam survei tersebut, responden ditanya program apa yang tepat untuk tangani banjir, apakah normalisasi era Ahok atau naturalisasi era Anies.
"Hasilnya, sebanyak 52 persen responden setuju kebijakan naturalisasi era Anies lebih baik ketimbang normalisasi era Ahok yang hanya dipilih 37 persen. 5 persen tidak mengerti, 1,7 persen menolak untuk menjawab, dan sisanya 4,3 persen memilih tidak tahu," kata Jefri di kantor Populi Center, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2020).
Pertanyaan soal naturalisasi dan normalisasi pun diperdalam kepada responden.
Saat mereka dijabarkan konsep naturalisasi dan normalisasi tanpa embel-embel nama Ahok dan Anies, mayoritas responden lebih memilih penjelasan dari konsep normalisasi.
Baca selengkapnya di sini.
Kawasan perbelanjaan Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat, sudah dibuka untuk umum setelah tutup akibat banjir yang melanda awal Januari 2020 lalu.
Pantuan Kompas.com, Kamis (16/1/2020) pukul 16.00 WIB, para pengunjung beraktivitas di kawasan Mal.
Seluruh fasilitas mal seperti eskalator dan lift beroperasi normal. Toko-toko di dalam mal juga sudah berjualan.
Namun, pada pukul 18.30, listrik kembali padam. Pengunjung pun berhamburan ke luar mal.
Mal Taman Anggrek sebelumnya terdampak banjir pada awal Januari 2020 lalu. Sejak 1 Januari hingga 15 Januari, mal tidak beroperasi.
Baca selengkapnya di sini dan di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.