BEKASI, KOMPAS.com - Pihak SDN Samudrajaya 04, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi hingga kini sudah menunggu lebih dari 5 tahun agar sekolah itu diperbaiki.
Pasalnya, dana yang mereka punya tak cukup buat menanggulangi kerusakan sekolah yang demikian parah.
"Kemarin ada juga perbaikan, cuma hanya perbaikan berupa pengecatan sama pengganti sekat yang rusak saja," ujar Kepala SDN Samudrajaya 04 Bekasi, Adi Siswanto kepada wartawan, Senin (20/1/2020).
"Ini kami hanya mengecat-ngecat saja supaya kelihatan bagus," imbuhnya.
Adi menjelaskan bahwa dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang digelontorkan oleh pemerintah hanya sebesar Rp 186 juta per tahun. Jumlah itu dihitung dari besaran Rp 800 ribu dikali dengan jumlah total murid SDN Samudrajaya 04 Bekasi.
Baca juga: SDN Samudrajaya 04 Bekasi Rusak Parah sejak 2014, Pemkab Disebut Tak Beri Perhatian
Dipakai untuk aneka pos pengeluaran lain, sisa alokasi dana buat perbaikan sekolah tak banyak. Adi tak merinci berapa jumlahnya, namun ia memastikan bahwa jumlahnya terlalu sedikit dibandingkan dengan kerusakan sekolah.
"Sisa sedikit. Kalau buat pengecatan sama ganti pintu bisa kita buat tambal-tambalan. Biayanya enggak signifikan," ujar dia.
"Atau untuk beli genteng satu buah, ya, kami bisa. Cuma kalau buat rehabilitas besar tidak memungkinkan," imbuh Adi.
Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Hery Herlangga mengklaim bahwa SDN Samudrajaya 04 akan jadi salah satu sekolah yang perbaikannya diprioritaskan tahun ini.
Namun, ia tak menjawab konfirmasi Kompas.com soal lambannya perhatian pemerintah sejak 2014 sebagaimana yang disampaikan pihak sekolah.
Baca juga: Keluh Kesah Murid SDN Samudrajaya 04 Bekasi, 6 Tahun Saksikan Kelas yang Rusak
"SDN Samudrajaya 04 saat ini menjadi salah satu SDN prioritas yang akan dibangun secepatnya," kata Hery kepada Kompas.com, Senin petang.
Sebagai informasi, keadaan SDN Samudrajaya 04 amat memprihatinkan. Sejumlah ruang kelasnya rusak tak terawat.
Para murid terpaksa belajar di kelas yang ubinnya bergelombang, bahkan sebagian keramiknya mengelupas menyisakan tanah merah.
Atapnya pun penuh lubang. Dinding-dinding serta sekat antarkelasnya jebol. Sejumlah jendela tak berkaca. Pintu kelas lapuk dan sulit digeser.
Akibat keadaan ini, pihak sekolah semakin sering memulangkan murid-muridnya saat musim hujan datang.
Soalnya, gedung sekolah tersebut dinilai amat rentan ambruk jika diterpa angin kencang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.