Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Asli Betawi, "Lu", "Gue", dan "Cincong" Ternyata Terpengaruh Kultur Tionghoa

Kompas.com - 24/01/2020, 08:37 WIB
Walda Marison,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Contohnya bakso, siomai, lumpia, capcai, bacang, tongseng, mi, dan puyunghai.

Bahkan, soto yang selama ini dianggap sebagai makanan khas Indonesia ternyata merupakan nama dari bahasa Mandarin.

Beranjak dari makanan, ternyata hal yang sama juga terjadi dalam pemberian nama beberapa benda atau perabotan rumah tangga.

Nama–nama barang yang berasal dari bahasa Mandarin pun tercatat dalam buku sang budayawan Ridwan Saidi yang berjudul Profil Orang Betawi.

Beberapa di antaranya teko, piso (pisau), cawan, kemoceng, langkan (semacam bale–bale), pangkeng (kamar), cita, topo (alat pembersih kain), anglo (alat masak), kasut (kaus kaki), lonceng, loteng, sampan bakiak, wayang, gincu, genteng, dan masih banyak lagi.

Tidak bisa dimungkiri, warga turunan Tionghoa memang sudah tidak asing lagi dengan kegiatan dagang-berdagang.

Aktivitas jual beli sudah sejak lama dilakukan di Jakarta sehingga sedikit banyak memengaruhi bahasa warga setempat dalam berniaga.

Baca juga: Merawat Keberagaman dan Kebaikan Lewat Tradisi Patekoan di Glodok

Hal tersebutlah yang membuat munculnya beberapa istilah dari bahasa China yang akrab di telinga.

Beberapa di antaranya gotun (lima rupiah), captun (sepuluh rupiah), cepek (seratus rupiah), seceng (seribu rupiah), ceban (sepuluh ribu rupiah), dan masih banyak lagi.

Banyaknya bahasa China yang kita adaptasi membuktikan bahwa masyarakat memang sudah menyatu dengan warga keturunan Tionghoa. Itu juga yang menandakan warga pribumi dan pendatang dapat tinggal secara bersamaan dengan rukun dan damai.

Kita berharap rasa kebersamaan dan saling menghargai ini bisa terus terjalin hingga selamanya. Dengan hidup berdampingan, niscaya hidup rukun tanpa keributan atau konflik akan selalu kita nikmati hingga selamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com