Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Kelurahan Kebon Kacang, Wilayah Pinggiran yang Berubah Jadi Perkantoran

Kompas.com - 01/02/2020, 17:26 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat mendengar nama Kelurahan Kebon Kacang, apa yang terpikirkan oleh anda?

Kita semua pasti berpikir bahwa asal usul nama kelurahan ini karena dulunya wilayah tersebut mempunyai kebun besar yang ditumbuhi kacang.

Benar saja, dahulu sekitar tahun 1930-an, Kebon Kacang merupakan daerah di pinggiran Batavia (nama sebelum Jakarta).

Saat itu wilayah di Kecamatan Tanah Abang tersebut belum memiliki banyak penduduk, berbanding terbalik dengan tanaman yang tumbuh yakni kacang hingga diberi nama Kebon Kacang.

Baca juga: Asal Usul Nama Karet Tengsin: Kebun Karet Orang China yang Dermawan

Dikutip dari buku Lexicografi Sejarah dan Manusia Betawi IV karya Ridwan Saidi, pada masa itu polusi perkotaan belum merajalela.

Terdapat banyak lahan bermain untuk anak-anak, pepohonan yang rimbun, masyarakat bebas berjalan kaki ke beberapa tempat dan mudahnya menjalankan pekerjaan.

Penduduk melihat masa ini sebagai masa normal dengan ketenteraman, ketertiban, dan ketenangan di kampungnya.

Datangnya Jepang sekitar tahun 1940-an membawa perubahan pada kehidupan penduduk kampung Kebon Kacang.

Pada masa ini, penduduk merasakan ketidakamanan dan ketidaknyamanan karena sulitnya menjalankan pekerjaan, mendapatkan makanan, pakaian, dan kebutuhan pokok lainnya.

Namun setelah Jepang beranjak dari Indonesia, kehidupan penduduk Kebon Kacang kembali normal.

Baca juga: 33 Wilayah di Jakarta Berpotensi Diguyur Hujan Disertai Kilat hingga Sore

Perubahan di zaman Ali Sadikin

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di kampung tersebut, rumah-rumah pun bermunculan.

Kepadatan penduduk di Kampung Kebon Kacang tampaknya membawa kekhawatiran pada Pemerintah Provinsi Jakarta.

Pemprov Jakarta khawatir Kampung Kebon Kacang akan berubah menjadi kawasan yang padat dan miskin di pusat kota Jakarta.

Pemda lewat pemimpin tertingginya, Gubernur Ali Sadikin berupaya untuk mengubah wajah kampung tersebut.

Baca juga: Fashion Show Diprotes Penumpang, MRT Jakarta Minta Maaf

Kebon Kacang pun diubah menjadi wilayah perkantoran dan permukiman yang lebih elit dan elegan.

Karena banyaknya pembangunan-pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, penduduk kampung menyebut masa setelah 1965 sebagai masa pembangunan.

Masa ini berlangsung selama lebih kurang 16 tahun dari 1965 hingga 1981.

Namun setelah tahun 1981, Kampung Kebon Kacang mulai menghilang. Hanya tersisa sebagian kecil wilayah yang kini dijadikan Kelurahan Kebon Kacang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com