Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Tertata Buka Komunikasi dengan Semua Parpol Hadapi Pilkada Depok 2020

Kompas.com - 03/02/2020, 13:53 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Panitia Deklarasi Koalisi "Tertata" Pilwalkot Depok 2020, Fitri Haryono menegaskan bahwa koalisi empat partai akan membuka segala kemungkinan dalam kontestasi 5 tahunan itu.

Meskipun membentuk poros baru, tak menutup peluang Koalisi Tertata akan mendukung calon Wali Kota atau Wakil Wali Kota yang diusung parpol lain.

Setidaknya, ada dua poros menghadapi Pilkada Depok, yakni PKS dan Gerindra-PDI-P.

"Kami ini ketika membuat koalisi, bukan karena partai-partai kami mau mengusungkan (kader masing-masing). Kami berkoalisi karena punya semangat yang sama," jelas Fitri ketika dihubungi Kompas.com, Senin (3/1/2020).

Baca juga: Pilwalkot Depok 2020, Empat Partai Bentuk Koalisi Tertata

"Kami gabung dalam koalisi 12 kursi. Setelah ini, kami buka komunikasi dengan partai mana pun, partai-partai lain," imbuh dia.

Sejauh ini, Koalisi Tertata terdiri dari empat partai, yakni Demokrat, PPP, PKB, dan PAN dengan modal 12 kursi DPRD.

Selanjutnya, mereka akan berkomunikasi dengan semua parpol selama mempunyai visi dan misi yang sama.

Baca juga: Cerita Wali Kota Mohammad Idris Soal Wacana Bangun Monorel di Depok

"Betul ini poros baru, cuma tetap dengan berjalannya waktu, komunikasi politik (dengan partai lain) kan wajib. Siapa yang sama visi, misi, dan platform-nya, ayo kita duduk bareng," ujar Fitri.

"Kami bisa mengajak mereka jika satu-visi misi dengan kami. Dengan PKS, dengan PDI-P, Gerindra masih terbuka. Dengan Golkar juga," tambah Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Daerah PAN Kota Depok itu.

Sebagai informasi, Partai Demokrat, PKB, PPP, dan PAN sepakat membentuk koalisi anyar menghadapi Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Depok 2020.

Empat partai itu menggelar deklarasi koalisi "Tertata", akronim dari visi-misi koalisi itu: tertib, taat, dan takwa.

Deklarasi koalisi dihelat di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Sabtu (1/2/2020) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com