Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Bang Yos Kelola Monas dan Menteng Jadi Paru-paru Ibu Kota

Kompas.com - 04/02/2020, 13:19 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya Jakarta memerangi polusi sudah berlangsung sejak Gubernur Sutiyoso menjabat, yakni periode 1997-2007.

Kala itu Bang Yos, sapaan akrab Sutiyoso, menyulap kawasan Monumen Nasional (Monas) dan Menteng menjadi paru-paru Ibu Kota dengan menanam pohon dan melepas rusa ke taman di sekeliling Monas.

"Saya memproyeksikan Monas sebagai paru-paru kota untuk menghirup polusi udara yang selama ini ada, kawasan Menteng juga saya sudah sulap," kata Sutiyoso di kawasan Thamrin City, Senin (4/2/2020).

Baca juga: Ini Cerita Sutiyoso, Pindah Haluan dari Tentara Menjadi Gubernur

Konsep paru-paru kota pun dikerjakan di era Bang Yos, kala itu persentase ruang terbuka hijau di Monas mencapai 60 persen.

"Dulu ruang terbuka hijau di Monas 20 persen sekarang 60 persen yang hijau ditumbuhi pepohonan," kata Bang Yos.

Bukan hanya menanam berbagai jenis pohon dan tumbuhan, mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) juga menyiapkan sarana olahraga bagi masyarakat Jakarta.

Dirinya berpikir bahwa ruang terbuka hijau harus selaras dengan kesehatan warga kota, maka perlu diberi sarana olahraga berupa lapangan.

"Sisanya ruang terbuka hijau itu untuk akomodir anak-anak olahraga ada untuk lapangan futsal, lapangan basket, dan lain-lain sisanya juga untuk parkir kendaraan," ucap Bang Yos.

Baca juga: MRT Jakarta Akhirnya Beroperasi, Mimpi Bang Yos Terwujud...

Tetap peduli Monas, tetapi tidak ingin komentar lebih

Meski sudah tidak menjabat, Bang Yos tetap memberi perhatian ke kawasan Monas. Terlebih lagi, belakangan ini ratusan pohon ditebang demi revitalisasi Monas.

Bang Yos mengungkap, konsep revitalisasi Monas sudah ada sejak dirinya menjabat sebagai gubernur.

Ketika itu konsep yang digagas Bang Yos adalah penataan bawah tanah sehingga tidak merusak tanaman yang sudah ada.

"Jadi sebaiknya pendapat saya Monas jangan ada bangunan permanen di atasnya. Konsep kami dulu semua ada di bawah tanah, termasuk parkir itu di lapangan IRTI harusnya di bawah tanah dan atasnya untuk hijau dan untuk serapan tanah," ucap Bang Yos.

Walau sempat dengar kabar adanya penebangan pohon di kawasan Monas, Bang Yos mengklaim belum mengetahui maksud dan tujuannya.

Baca juga: Sekda DKI Akui 191 Pohon Ditebang dan 85 Lainnya Dipindahkan demi Revitalisasi Monas

"Saya pun belum pernah ketemu, belum pernah bertanya untuk apa ini (revitalisasi)" kata Bang Yos.

Sebagai informasi, proses revitalisasi berlangsung di selatan kawasan Monas.

Awalnya proses revitalisasi ini menuai pertentangan karena dalam prosesnya pengembang melakukan penebangan ratusan pohon di kawasan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com