Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Guru SMAN 12 Bekasi Pukul Siswa yang Terlambat Datang ke Sekolah

Kompas.com - 12/02/2020, 17:14 WIB
Cynthia Lova,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Siswa SMA Negeri 12 Bekasi dipukul oleh gurunya di tengah lapangan. Kejadian tersebut direkam dalam video yang kemudian viral di media sosial.

Dalam video yang diunggah salah satu akun di Facebook, tampak seorang guru yang tengah memukul pundak dan kepala anak muridnya beberapa kali.

Tindakan pemukulan itu juga disaksikan oleh anak-anak murid lainnya. Di lapangan itu tampak barisan siswi yang tengah berdiri, sementara barisan siswa tengah jongkok.

Baca juga: KPAD Kota Bekasi Dorong Sekolah Tidak Keluarkan Pelaku Perundungan

Menanggapi hal itu, Wakil Kepala Bidang Humas SMAN 12, Irna Tiqoh menyayangkan peristiwa itu terjadi.

Irna menceritakan, peristiwa itu terjadi pada Selasa (10/2/2020) lalu.

Ada 170 siswa-siswi yang terlambat datang ke sekolah, sebagian besar yang terlambat itu murid kelas 12.

Seharusnya SMAN 12 masuk pukul 06.45 WIB dan telah diberi kelonggaran 15 menit untuk masuk sekolah.

"Biasanya memang yang telat sepuluh atau dua puluh orang makanya tumben itu banyak banget yang terlambat," ucap Irna saat ditemui di SMAN 12, Gusti Ngurah Rai, Kranji, Bekasi, Rabu (12/2/2020).

Irna mengatakan, siswa-siswi yang terlambat itu kemudian dikumpulkan jadi satu di tengah lapangan.

Namun, karena emosi dan kalap, salah seorang guru sekaligus Wakil Kepala Bidang Kesiswaan berinisial I pun memukul dua orang siswanya berinisial R dan A yang terlambat kala itu.

Sebab, diketahui murid yang dipukul ini memang kerap terlambat datang ke sekolah. Bahkan orangtua dari mereka pun telah dipanggil karena sering terlambat itu.

"Kebetulan itu memang anak-anak yang suka melakukan pelanggaran di sekolah ini ada 2 orang yang seharusnya memang orang tuanya sudah dipanggil karena mereka bermasalah," papar dia.

Baca juga: Sempat Trauma, Siswa STM di Bekasi yang Dipelonco Kini Sudah Masuk Sekolah

Meski demikian, Irna pun menyayangkan tindakan I yang memang diakui tak seharusnya memukul anak muridnya kala itu.

Irna mengatakan, setelah memukul anak muridnya di depan lapangan, I langsung meminta maaf kepada murid-muridnya.

Ia juga sempat menjelaskan jika perbuatan yang dilakukannya bukan karena ia benci, namun untuk mengajarkan anak-anak muridnya agar lebih disiplin.

"Setelah itu dia minta maaf sebelum viral, jadi masih dalam rangkaian hukuman itu. Ia juga katakan kalau telat jangan congkak, dia menjelaskan kalau perbuatan itu dilakukan untuk mendidik dan dia janji tidak akan melakukan itu lagi," ujar Irna.

Irna mengatakan, peristiwa itu jadi evaluasi bagi sekolah terkait memberi hukuman pada murid.

Ia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di sekolah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com