"Artinya di Depok sendiri, mesin partai kami tidak terganggu sama Garbi dan Gelora," ujar dia.
Ade beranggapan, Garbi dan Gelora belum sanggup menunjukkan kekuatan basis pemilihnya, termasuk di Kota Depok. Hal itu berbanding terbalik dengan PKS yang sudah tiga periode menguasai rezim pemerintahan Kota Belimbing itu.
Meskipun yakin hegemoninya tak akan luntur di Depok, PKS masih tetap membuka opsi koalisi selebar-lebarnya.
"Kami tetap mencoba silaturahmi ya, membuka peluang (koalisi), walaupun PKS sudah bisa mengusung calonnya sendiri dengan 12 kursi (di parlemen)," kata Teungku Muhammad Yusufsyah Putra, Kamis kemarin.
Partai Golkar jadi yang terdepan untuk berkoalisi dengan PKS, kendati sekarang proses elektoral masih berlangsung di internal kedua partai.
"Masing-masing fokus menaikkan popularitas dan elektabilitas partainya. PKS dengan 3 kader kami, sedangkan Golkar dengan Pak Farabi (El Fouz, ketua DPD Golkar Kota Depok)," beber Putra
"Dengan partai lain juga masih terbuka. PKS sama partai mana pun belum ada deklarasinya. Kami masih jajaki semua, dengan Golkar, Demokrat, dan lain-lain," kata dia.
PKS juga tak menutup peluang menggaet kalangan nonpartai untuk diajak tempur di Pilkada Depok 2020. Mereka siap menggaet bakal calon independen, Yurgen Sutarno-Reza Zaki.
Namun, ada satu syarat penting yang akan menentukan langkah PKS, yakni keduanya mesti membuktikan sanggup menghimpun 85 ribu KTP dukungan warga Depok sebagai syarat maju sebagai calon independen.
Baca juga: Ogah Bertarung Sendirian di Pilkada Depok 2020, Siapa yang Dirangkul PKS?
"Untuk digaet jadi pendamping, kami masih harus lihat kalkulasi dukungan pemilihnya dulu. Kami lihat seberapa menariknya sampai dia berhasil mengumpulkan KTP," ujar Ade.
"Berhasil mengumpulkan KTP itu kan bukti bahwa dia mendapatkan dukungan dari masyarakat. Artinya, sejak mengumpulkan KTP, mereka sudah bisa meyakinkan masyarakat tentang ide-ide mereka soal Depok," lanjut dia.
Opsi terakhir, tentu Mohammad Idris yang tidak bisa dilewatkan begitu saja sebagai penguasa Kota Depok.
"PKS tingkat Depok memang kebijakannya mengusung kader asli tingkat kota. Tapi, seandainya nanti di detik terakhir ada perubahan-perubahan dari pengurus pusat, itu di luar kewenangan tim pemenangan tingkat kota," kata Ade.
Itu artinya, keputusan meminang Idris atau tidak, ada di tangan para pengurus pusat PKS.
Dalam survei rutin yang diadakan PKS beberapa bulan terakhir, kinerja Mohammad Idris juga jadi salah satu parameter yang disurvei.
"Jadi masih ada peluang itu (mengusung Idris), tetapi kewenangan itu ada di tingkat atas," ungkap Ade.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.