Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditantang ke Ciamis, Ridwan Saidi: Saya Akan Datang jika Diundang

Kompas.com - 14/02/2020, 14:42 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA,KOMPAS.com - Budayawan Betawi Ridwan Saidi mengaku siap datang ke Ciamis guna menjelaskan pernyataan tidak ada kerajaan di Ciamis seperti yang dilontarkannya. Selain itu, Ridwan juga siap menjelaskan istilah "galuh" yang ia artikan brutal.

Pernyataan itu Ridwan sampaikan dalam video yang diunggah dan tayang di kanal YouTube Macan Idealis, Rabu (12/2/2020).

"Tapi undangannya belum disampein. Ya saya datang dong kalau dapat undangan. Apa transport saya bayar sendiri? Nginep saya bayar sendiri atau gimana?" kata dia saat dihubungi di Jakarta, Jumat (14/2/2020).

Baca juga: Ridwan Saidi Sebut Kerajaan Ciamis Fiktif, Galuh Artinya Brutal, Budayawan Ciamis Ancam Lapor Polisi

Andai diundang, Ridwan mengaku akan menjelaskan arti sebenarnya dari kata "galuh".

Menurut pria yang akrab disapa Babeh ini, dahulu masyarakat ras kaukasia (ras kulit putih) yang tinggal bersama pribumi, kerap menggunakan bahasa Armenia. Pada masa itulah, masyarakat pribumi akrab dengan istilah galuh yang berarti brutal.

Namun, seiring berjalanya waktu, penduduk lokal saat itu salah mengartikan istilah galuh.

“Lalu kemudian artinya tidak sesuai. Penggunaan kata itu dengan arti artinya dalam bahasa Armenia. Jadi mereka enggak ngerti mengartikan galuh itu apa, tapi dalam bahasa Armenia galuh itu artinya seperti yang saya katakan itu, itu ada kamusnya,” ucap dia.

Baca juga: Diprotes Warga Ciamis, Ridwan Saidi Tetap Keukeuh Arti Galuh adalah Brutal

Babeh sendiri tidak tahu mengapa istilah itu disalah artikan, bahkan hingga sekarang

Sebelumnya, ketua Dewan Kebudayaan Ciamis Yat Rospia Brata mengatakan, Saidi asal sebut bahwa galuh berarti brutal.

Yat menjelaskan, galuh bermakna hati yang terdalam atau nurani.

"Kata siapa (galuh berarti brutal)," tegasnya di kompleks Universitas Galuh, Kabupaten Ciamis, Kamis (13/2/2020).

Yat melanjutkan, atas keberadaan dan kebesarannya, banyak instansi yang menjadikan "Galuh" sebagai nama universitas dan instansi militer.

Baca juga: Dikritik Keras Budayawan Ciamis, Ridwan Saidi Minta Maaf

"Kami (memakai nama) Universitas Galuh. Kalau dibilang Galuh berarti brutal, masak universitas brutal. Ada juga Brigif Galuh. Ini bahaya sekali (mengartikan Galuh sebagai brutal)," tegas Yat.

Yat meminta Ridwan Saidi membuktikan omongannya. Dia meminta Ridwan datang ke Ciamis dalam waktu 2x24 jam.

"Jika tidak hadir, kami akan laporkan segala persoalan ini ke polisi," kata Yat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com