Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maison Weiner, Toko Kue Pertama dan Tertua di Jakarta

Kompas.com - 17/02/2020, 09:39 WIB
Tia Astuti,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

"Zaman kan terus maju. Kita itu sudah jadi toko roti satu-satunya di Jakarta sampai tahun '70-an. Nah sejak 1970 mulai banyak toko kue yang muncul. Jadi kita juga menambah variasi menu," ujar Heru.

Toko Maison Weiner ini pun mulanya bukan berlabel cakeshop, melainkan Bengkel Koewe.

Bengkel koewe ini hanya membuat kue-kue saja, belum berkonsep seperti toko ataupun kafe.

Baca juga: Sejarah Pasar Senen, Dahulu Hanya Buka di Hari Senin

"Jadi Bengkel Koewe ini satu-satunya usaha yang membuat kue, yang lainnya itu toko klontong yang sudah menjual kue yang sudah jadi. Jadi dari Bengkel Koewe ini didistibusiin ke toko-toko klontong," ujar Heru.

Asal mula nama Maison Weiner

Sambil sesekali menyeruput tehnya, Heru melanjutkan sejarah dari toko kue bersejarah se-Jakarta ini.

"Weiner-nya itu nama pemberian dari keluarga Belanda tempat nenek saya kerja dulu. Kalau Maison itu memang zaman Belanda semua toko, baik toko kue maupun yang bukan kue selalu disebut maison," ujar Heru.

Tidak hanya mempertahankan nama toko, toko kue ini juga tetap mempertahankan peralatan masak tua, seperti oven, yang dipakai sejak awal toko ini berdiri.

Saat ditemui Kompas.com, Heru mengajak ke tempat pembuatan roti dan kue di bagian paling belakang kue.

"Beberapa oven tuanya itu masih bisa dipakai. Cuma karena kapasitas dan ukuran kue makin besar, akhirnya beli yang baru, yang lama tetap disimpan," ujar Heru.

Oven-oven tua itu masih berdiri tegak. Tidak banyaknya penyok dan hanya ada sedikit karat menandakan bahwa toko ini merawat baik peralatan masak mereka.

Konsisten adalah kunci bertahan

Heru merasa bahwa ada perbedaan di antara era 80-an saat ia meneruskan usaha keluarga ini dengan era 2010-an.

"Makin ke sini zaman makin maju. Toko kue semakin banyak dan orang-orang juga mau beli makanan banyak jasa pengantar makanan sekarang. Dulu kita banyak pelanggan dari Jakarta Selatan tapi sekarang orang pasti malas datang jauh-jauh hanya untuk beli kue," ujar Heru.

Baca juga: Mengenal Sejarah di Museum Pustaka Peranakan Tionghoa

Namun kemajuan zaman tidak membuat Heru menyerah. Ia merasa justru dengan menjaga konsistensi lah yang membuat toko ini bertahan.

"Sekarang dengan tetap menjual roti dan kue-kue eropa yang klasik, bisa jadi nilai lebih. Yang tua mampir ke sini jadi nostalgia, yang muda ke sini jadi menemukan sesuatu yang baru. Itu saja sih," ujar Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com