Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Binaan Dilatih Jadi Peracik Kopi

Kompas.com - 18/02/2020, 13:25 WIB
Egidius Patnistik

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM) melatih warga binaan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Jakarta menjadi peracik kopi dalam rangka memberdayakan perekonomian masyarakat.

"Program seperti ini guna memberdayakan ekonomi yang selaras dengan kebijakan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan," kata Ketua Umum YIIM, Chrisbiantoro melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Chris menyebutkan, YIIM memiliki sejumlah program yang sejalan dengan pemerintah terkait pembangunan berkelanjutan yang tepat sasaran bagi masyarakat.

Baca juga: Ambil Uang Anak Kecil, Kepala Bapas Minta Maaf

Selain warga binaan, Chris menuturkan pembekalan kemampuan melibatkan 15 orang berlatar belakang pengangguran, pekerja serabutan, ibu rumah tangga dan penyandang disabilitas. "Rencananya pelatihan calon barista akan dilakukan empat tahapan," ujar Chris.

YIIM menggandeng PT Insight Investment Management mengelola dana sosial perusahaan untuk mengatasi masalah sosial dan kepedulian terhadap masyarakat.

Chris mengatakan, YIIM dan PT Insight Invesment Management akan fokus menggelar beberapa pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan perekonomian masyarakat.

Kepala Balai Pemasyarakatan (Bapas) Jakarta, Heru Prasetyo mengapresiasi pelatihan yang diadakan YIIM dengan melibatkan warga binaan Bapas.

"Program ini bagus agar warga binaan memiliki kemampuan saat kembali ke masyarakat," tutur Heru.

Pelatihan calon barista itu digelar sejak 17-19 Februari 2020 dengan materi mengenal jenis kopi, peralatan barista, pengalaman menjadi barista dan praktik meracik kopi.

Usai pelatihan materi, peserta akan menjalani seleksi untuk program magang selama dua bulan dan pembinaan selama dua bulan.

Sebelumnya, YIIM menggelar pelatihan cukur rambut bagi masyarakat tidak produktif dan warga binaan Jakarta sejak 10-14 Februari 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com