JAKARTA, KOMPAS.com - Video rekayasa baku hantam di lampu merah Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat berbuntut panjang. Polisi telah mengamankan pelaku.
Dua orang sebagai pelaku utama, semenyara empat orang lain berprofesi sebagai tukang bajaj yang hanya ikut-ikutan karena diimingi bayaran ratusan ribu.
Keempat sopir bajaj itu yakni Didi, Irawan, Toto, dan Wahid. Mereka dihadirkan dalam konferensi pers di Pos Polisi Bundaran HI, Jakarta Pusat.
Wajah keempat sopir bajaj ini tampak melas, bingung, dan seolah tak tahu harus melakukan apa.
Baca juga: Video Baku Hantam di Sekitar Gedung Sarinah Ternyata Rekayasa untuk Konten Instagram
Sebelum bernasib apes seperti ini, keempat sopir bajaj itu biasa mangkal di dekat gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Mereka diajak tersangka perekayasa video baku hantam di zebra cross Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Salah seorang sopir bajaj itu, Didi mengaku sedang mangkal di dekat Sarinah dan tetibanya FG (tersangka utama) menawarkan Rp 200.000, untuk merekayasa baku hantam.
"Saat itu dia (FG) datang dan menawarkan saya untuk pura-pura berantam," kata Didi, saat diwawancarai TribunJakarta.com, Rabu (19/2/2020).
Baca juga: Polisi Tangkap Dosen dan Mahasiswi Pembuat Video Rekayasa Perkelahian di Thamrin
Kemudian, FG meminta Didi mencari tiga orang lagi untuk melakukan hal yang sama.
"Akhirnya saya tawarkan Irawan, Toto, dan Wahid," kata Didi.
Didi dan Irawan pun berperan sebagai pelaku yang menyerang FG di zebra cross MH Thamrin.
Mereka dibayar Rp 200.000 per orang.
Sementara Toto dan Wahid dibayar Rp 150.000 per orang.
Baca juga: Pembuat Video Keributan Rekayasa di MH Thamrin Terancam Bui 10 Tahun
Didi menjelaskan, alasan menerima tawaran FG lantaran butuh uang.
Namun, Didi enggan melakukan hal yang konyol seperti membunuh orang dan sebagainya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.