Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daerah Rumahnya Kebanjiran, Politisi PSI: Semenjak Jokowi-Ahok Hampir Tak Pernah

Kompas.com - 25/02/2020, 17:54 WIB
Nursita Sari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo mengatakan, daerah tempat tinggalnya di Kelurahan Petogogan, Jakarta Selatan, sudah tiga kali terendam banjir sejak awal 2020.

Terakhir, banjir di kawasan rumahnya terjadi pada Selasa (25/2/2020) ini.

Ara, sapaan Anggara, mengatakan bahwa kondisi ini berbeda dengan era Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) silih berganti menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.

"Sebenarnya dulu daerah ini langganan banjir, cuma semenjak Pak Jokowi jadi gubernur, ini enggak (menyinggung) personal ya, kali dikeruk, dilebarkan. kemudian dilanjutkan sama Pak Basuki (Ahok) bikin rumah pompa, daerah sini hampir enggak pernah banjir," ujar Ara saat dihubungi.

Baca juga: Kerap Dilanda Banjir, Warga Petogogan Minta Normalisasi Kali Krukut Dilakukan

"Cuma awal tahun ini sampai sekarang sudah tiga kali banjir yang cukup tinggi," lanjut dia.

Ara berujar, pada hari ini, ketinggian banjir di depan rumahnya hampir setinggi pinggang orang dewasa atau setara 105 sentimeter. Namun, air banjir tidak sampai masuk ke dalam rumah.

Ara bahkan mengabadikan momen saat ia menceburkan diri ke air banjir dan membagikan foto itu melalui fitur Instagram Story pada akun @ara.sastroamidjojo.

Anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo mengabadikan momen saat ia menceburkan diri ke air banjir dan membagikan foto itu melalui fitur Instagram Story pada akun @ara.sastroamidjojo, Selasa (25/2/2020).DOK.PRIBADI/INSTAGRAM Anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo mengabadikan momen saat ia menceburkan diri ke air banjir dan membagikan foto itu melalui fitur Instagram Story pada akun @ara.sastroamidjojo, Selasa (25/2/2020).

Dalam foto, ketinggian air banjir tampak setinggi dadanya karena Ara berfoto dengan pose setengah berdiri.

"Itu enggak sedalam yang di gambar, saya enggak sambil berdiri kok, itu setengah berdiri. Banjir di depan rumah tadi hampir sepinggang orang dewasa, sekarang perlahan surut," kata dia.

Baca juga: Banjir Setinggi 1 Meter di Petogogan, Jaksel Mulai Surut

Menurut Ara, saat banjir terjadi pada hari ini, pompa di rumah pompa Petogogan tidak beroperasi.

Ara merasa Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan tidak bekerja menangani banjir Jakarta, meski banjir berulang kali terjadi sejak awal tahun ini.

Pemprov DKI, kata Ara, harusnya bisa mengantisipasi potensi banjir. Sebab, curah hujan di Jakarta bisa diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Saya pribadi sangat kecewa dengan penanganan banjir di era Pak Gubernur yang sekarang karena saya merasakan sendiri, ketika pemerintah menjalankan tugasnya dengan baik, minimal banjir itu bisa diantisipasi," ucap Ara.

"Tapi tahun ini kita hitung mundur dari awal tahun sampai hari ini, saya merasa Pemprov DKI enggak melakukan apa-apa masalah banjir," tuturnya.

Baca juga: Banjir Landa Jakarta, Anies Minta Jajarannya Tunda Rapat dan Tak Posting Foto Seremonial

Selain itu, lanjut Ara, sejak Anies menjabat sebagai gubernur, proyek pelebaran sungai, baik konsep normalisasi dan naturalisasi, tidak berjalan.

"Sejak Pak Gubernur dilantik sampai hari ini, program normalisasi atau naturalisasi sungai itu belum berjalan, jadi efeknya sampai hari ini warga Jakarta yang terkena dampak terbesarnya. Soalnya Pak Gubernur fokusnya balapan (Formula E) sih," kata Ara.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, ada 294 RW di Jakarta terendam banjir pada Selasa siang, per pukul 12.00 WIB.

Ketinggian banjir bervariasi. Banjir paling tinggi terjadi di Kelurahan Cawang, Jakarta Timur, dengan ketinggian air 200 sentimeter. Banjir disebabkan hujan lebat dan cuaca ekstrem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com