Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Banjir Lagi: 294 RW Terendam, AEON Mall JGC Diserang, hingga Istana Tergenang

Kompas.com - 26/02/2020, 09:20 WIB
Nursita Sari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir lagi-lagi merendam sejumlah wilayah Jakarta, Selasa (25/2/2020).

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, banjir merendam 294 RW di Ibu Kota.

Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta bahkan sempat tergenang.

Berikut ini fakta-fakta banjir yang terjadi di Jakarta pada Selasa kemarin.

1. Rendam 294 RW

Data BPBD Jakarta per Selasa pukul 12.00 WIB, ada 294 RW yang terendam banjir.

Catatan BPBD, banjir terparah terjadi di Kelurahan Cawang, Jakarta Timur, dengan ketinggian 2 meter.

Baca juga: Anies: Pengungsi akibat Banjir Berkisar 15.000 Jiwa

Imbas banjir, sebanyak 973 kepala keluarga (KK) dengan total 3.565 jiwa mengungsi di 40 lokasi pengungsian.

Namun, pada Selasa sore, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pengungsi akibat banjir bertambah menjadi 15.000 jiwa.

Menurut Anies, data tersebut tidak bersifat final karena terus bergerak sehingga bisa berkurang ataupun bertambah.

"Ada 74 lokasi pengungsian. Jumlah pengungsi tidak fix karena mereka datang dan pergi. Berkisar 12.000 hingga 15.000," kata Anies di Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, Selasa sore.

2. Sekolah hingga tol kebanjiran

Anies berujar, 375 sekolah di Jakarta (4,7 persen dari total 7.955 sekolah) terdampak banjir hingga Selasa sore.

Rinciannya, 143 SD, 78 SMP, 53 SMA, 47 SMK, 6 SLB, 43 TK/PAUD/KB, dan 5 pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM).

Baca juga: Anies Sebut 375 Sekolah Masih Terendam Banjir

Sejumlah sekolah bahkan diliburkan, para peserta didik diminta untuk belajar di rumah.

Tak hanya sekolah, sebagian jalan tol juga tergenang akibat hujan yang mengguyur Jabodetabek.

Pantauan Kompas.com dari Jalan Caman, tampak Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang mengarah ke Jakarta, tepatnya di Pondok Gede Timur, Jati Bening, pun ikut tergenang.

Banjir di kawasan itu tampak setinggi 90 sentimeter.

Hal itu mengakibatkan mobil hingga bus tidak bisa melintasi jalan tol itu. Tampak kendaraan bus, mobil, hingga truk terjebak banjir dan berhenti di tengah tol.

Penumpang bus yang terjebak itu pun tampak keluar dari bus.

3. Operasional bus transjakarta dan KRL terganggu

Banjir yang melanda Jakarta menyebabkan operasional transportasi umum terganggu.

Sejumlah rute bus transjakarta dialihkan dan diperpendek. Bahkan, ada pula yang tidak dioperasikan.

Baca juga: Ditanya soal Banjir Berkali-kali Terjadi di Jakarta, Ini Jawaban Anies

Selain bus transjakarta, perjalanan KRL Commuter Line juga terganggu akibat adanya genangan.

Genangan terjadi di Stasiun Sudirman sehingga KRL rute Bogor/Depok menuju Angke/Jatinegara berakhir di Stasiun Manggarai.

Kereta tidak bisa melalui rel di Stasiun Sudirman.

Selain itu, rute KRL dari Bekasi tujuan Jakarta Kota via Pasar Senen juga sempat terganggu.

4. AEON Mall diserang warga

Beredar sejumlah video di media sosial yang menunjukkan sekelompok massa mendatangi AEON Mall Jakarta Garden City (JGC) pada Selasa kemarin.

Kapolsek Cakung Kompol Pandji Santoso mengatakan, massa mendatangi AEON Mall untuk meminta penjelasan pihak pengembang terkait banjir yang menggenangi wilayah sekitar mal itu.

Mereka menuding pengembang AEON Mall sebagai penyebab banjir di permukiman warga.

"Menurut warga, konturnya ada yang tidak beres sehingga menyebabkan terjadinya banjir," ujar Pandji saat dihubungi.

Baca juga: Polisi Tetapkan 8 Tersangka Perusakan AEON Mall Jakarta Garden City

Di tengah aksi warga tersebut, situasi sempat memanas. Sebagian orang merusak toko dan pintu palang parkir, serta mencorat-coret konten pornografi pada AEON Mall JGC.

Polisi menangkap delapan pelaku dan menetapkan mereka sebagai tersangka. Mayoritas adalah anak di bawah umur.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah berujar, manajemen AEON Mall Jakarta Garden City belum menuntaskan kewajibannya dalam perjanjian yang dimuat dalam Surat Ijin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT).

Salah satu isi perjanjian tersebut adalah pihak manajemen JGC harus menuntaskan fasilitas prasarana dan sarana umum untuk memastikan kawasan di sekitarnya terbebas dari bencana banjir.

Di antaranya adalah menuntaskan pembuatan waduk hingga fasilitas pompa dan saluran drainase yang memadai.

"Salah satunya adalah menuntaskan waduk dengan fasilitasnya pompa dan saluran yang memadai serta menyediakan lahan waduk sejumlah 25 hektar dan lain-lain," kata Saefullah.

Mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu menyebutkan, beberapa pengerjaan sudah mulai dilakukan, tetapi belum selesai dilakukan.

Hal inilah yang membuat warga marah karena air mengalir ke permukimannya.

5. Penyebab banjir

Menurut informasi BPBD, banjir disebabkan hujan lebat dan cuaca ekstrem.

Berdasarkan pengukuran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Stasiun Kemayoran, curah hujan tertinggi di Jakarta mencapai 278 milimeter per hari.

Akibatnya, tinggi muka air di beberapa pintu air mengalami kenaikan dan sungai meluap.

Baca juga: 7 Kali Banjir, Warga Cipinang Melayu Minta Anies Segera Normalisasi Kali Sunter

Anies juga menyatakan, banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Jakarta disebabkan curah hujan tinggi. Sebab, hujan deras mengguyur Jakarta sejak Selasa dini hari.

"Jadi, air yang ada di sini (Pintu Air Manggarai) tidak banyak sampah, artinya itu air lokal. Dan karena air lokal tidak bergolak, jumlahnya memang cukup besar sampai Siaga I, bukan air kiriman," kata Anies.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menilai masalah drainase menjadi penyebab utama banjir di sejumlah wilayah Jakarta.

"Untuk kesimpulannya, memang drainasenya. Yang bikin kapasitas drainasenya yang lebih kecil dari volume air dan kapasitas hujannya," kata Basuki di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.

Basuki menegaskan, banjir yang berulang kali melanda Ibu Kota dalam beberapa waktu terakhir juga merupakan tanggung jawab pemerintah pusat.

Menurut dia, Kementerian PUPR terus berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta dalam menangani masalah banjir.

Kementerian PUPR juga sudah melakukan berbagai upaya dalam mencegah banjir, misalnya dengan turut menyediakan pompa di sejumlah titik, seperti di Ancol dan Kali Sentiong.

Kementerian PUPR juga sudah berupaya memperbaiki sistem drainase di wilayah yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, seperti di Kemayoran.

6. Istana tergenang air

Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta turut tergenang air setelah hujan deras yang mengguyur Ibu Kota pada Selasa kemarin.

Kondisi sejumlah titik yang tergenang di Istana dibagikan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung lewat beberapa foto dan video di grup WhatsApp wartawan.

"Istana Banjir," kata Pramono Anung lewat pesan singkat, Selasa (25/2/2020) pagi.

Baca juga: Pemprov DKI: Banjir Tidak Sampai Dalam Istana, Cuma Jalan di Depan Saja

Dalam foto yang dibagikan Pramono, terlihat adanya genangan di Masjid Baiturrahim yang terletak persis di samping Istana Merdeka.

Selain itu, air juga menggenang di dekat Wisma Negara. Dalam video, terlihat air setinggi mata kaki petugas kebersihan.

"Video dan foto dari petugas Istana," kata Pramono.

Video dan foto itu diambil pada Selasa subuh. Namun, pada Selasa pagi ini air sudah surut.

"Tidak ada lagi genangan, ini sekitar pukul 07.00 WIB," kata Deputi bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin sambil membagikan foto terbaru kondisi Istana.

Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf menuturkan, kawasan yang tergenang air hanya Jalan Medan Merdeka Utara atau di depan Istana.

Air hujan, kata dia, tidak sampai masuk ke dalam Kompleks Istana Kepresidenan.

"Enggak sampai dalam (Istana). Cuma jalan di depan saja," kata Juaini.

7. Kata Anies soal banjir berkali-kali di Jakarta

Anies enggan berkomentar banyak saat disinggung soal banjir yang sudah berkali-kali terjadi di Jakarta sejak tahun baru 2020.

Anies mengatakan, konsentrasi pihaknya saat ini menangani korban banjir.

"Sekarang konsentrasi pada penanganan, cuaca seperti ini masih akan terjadi beberapa waktu ke depan," ucapnya.

Baca juga: Ditanya Solusi Banjir, Anies: Waspada Saja

Anies menyinggung ramalan BMKG pada Desember 2019 bahwa cuaca ekstrem akan terjadi hingga Maret 2020.

Anies enggan berkomentar lagi ketika ditanya mengenai antisipasi Pemprov DKI menghadapi cuaca ekstrem tersebut.

Anies juga enggan membeberkan solusi mencegah banjir terus terjadi di Ibu Kota.

Saat wartawan menanyakan solusi banjir, Anies hanya menjawab bahwa saat ini Pemprov DKI fokus pada evakuasi warga.

Padahal, berdasarkan perkiraan dari BMKG, Jakarta akan terus diguyur hujan hingga Maret.

Berkait prakiraan tersebut, Anies hanya meminta masyarakat waspada, tanpa membeberkan solusinya.

"Volumenya akan besar sekali. Jadi kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk waspada saja. Kemudian bila membutuhkan bantuan dan evakuasi respons ke kami, kontak kami ke 112," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com