Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Wanita Rekayasa Penculikan Bayi, Pasang Wajah Bingung hingga Pura-pura Pingsan

Kompas.com - 03/03/2020, 08:39 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Melalui media sosial, masyarakat dihebohkan dengan adanya kabar seorang wanita yang mengalami penculikan bayi dengan cara dihipnotis dalam angkutan umum kota (angkot) jurusan Lebak Bulus-Parung, Sabtu (29/2/2020).

Kabar penculikan bayi lima bulan tersebar melalui pesan berantai WhatsApp yang mengungkap bahwa setelah bayinya diculik, wanita tersebut di turunkan di Pondok Cebe, Pamulang.

"Telah diculik keponakan dari ibu Yulianah. Umur anak 5 bulan, jenis kelamin perempuan. Kejadian di angkot Lebak Bulus-Parung. Ibunda si bayi dihipnotis di angkot, diturunkan di Pondok Cabe oleh pelaku penculikan. Kejadian hari Sabtu 29 Februari 2020 sekitar jam 16.00," isi pesan berantai tersebut.

Baca juga: Hoaks Penculikan Bayi di Angkot Direkayasa Demi Nafkah Suami, Begini Kronologinya

Bahkan, terdapat nomor telepon yang bisa dihubungi apabila menemukam bayi tersebut.

"Mohon bagi bapak ibu yang menemukan bayi tersebut agar menghubungi Ibu Yulianah di nomor +62 813-1437-8368. Mohon bantu dishare ke semua orang agar lekas diketemukan. Terima kasih," lanjut isi pesan berantai tersebut.

Berpura-pura bingung dan pingsan

Saat itu wanita yang mengaku bernama Andi Sulis melaporkan mengalami penculikan bayi ke Polsek Pamulang.

Andi Sulis datang bersama sang suami, Sunardi dan saudaranya.

Kapolsek Pamulang, Kompol Hadi Supriatna mengatakan, untuk meyakinkan rekayasa penculikan bayi tersebut benar, Andi memasang wajah kebingungan.

Namun, gelagat tubuhnya tak seperti layaknya orang yang baru saja kehilangan buah hati yang mendatangkan curiga kepolisian.

Baca juga: Kelabui Polisi, Wanita yang Rekayasa Penculikan Bayi Pura-pura Pingsan di Polsek Pamulang

"Sama wajah bingung cuma gestur tubuhnya ya biasa aja seperti orang tidak ada apa-apa, saya curiga di situ. Tapi laporan tetap kami tampung kan namanya orang buat laporan," kata Hadi di Polsek Pamulang, Senin (2/3/2020).

Selain itu, Andi Sulis juga sempat berpura-pura pingsan untuk mengelabui polisi jika pristiwa penculikan yang dialaminya adalah sungguhan.

"yang bersangkutan sempat pingsan di polsek. Seolah-olah kejadian penculikan itu sungguhan," katanya.

Lakukan penyelidikan

Berdasarkan laporan dan identitas Andi Sulis yang didapat, polisi menbentuk tim dalam melakukan penyelidikan.

Saat itu, anggota Polsek Pamulang mendatangi alamat rumah Andi sulis yang tercatat di kawasan Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

"Didapat saksi Ibu Yeni. Saksi menyatakan kalau yang bersangkutan tidak pernah memiliki anak selama ini," kata Hadi.

Baca juga: Kronologi Rekayasa Penculikan Bayi di Angkot, Mulai Terungkap Setelah Polisi Periksa Orang Ini

Tetangga mengetahui bahwa Andi Sulis selama delapan bulan terakhir telah tinggal bersamanya.

"Ibu Yeni itu selaku temannya dan tinggal bersama yang bersangkutan kurang lebih sekitar delapan bulan," ucapnya.

Dari situ polisi kembali melakukan pemeriksaan kembali terhadap pelaku dan menyatakan bahwa penculikan bayi tidak pernah terjadi.

Rekayasa ingin bertemu suami

Hadi menjelaskan, rekayasa kasus penculikan tersebut dibuat Andi Sulis saat ingin bertemu suami sirinya, Sunardi yang menikah dengannya pada 2016 lalu.

Permintaan pertemuan tersebut karena semenjak menikah keduanya tak pernah bertemu atas dasar tidak disetujui oleh keluarga Sunardi.

Baca juga: Perempuan yang Merekayasa Penculikan Bayi di Angkot Resmi Jadi Tersangka

"Saat itu yang bersangkutan ini mengaku hamil dan punya anak dari suami sirinya. karena korban sering diminta biaya segala apapun, si keluarga suami minta untuk ketemu dengan bayi. Dan dijadikan pada hari Sabtu,itu," ujar Hadi.

Saat itulah, Andi Sulis yang kebingunan melakukan rekayasa penculikan yang mengaku dihipnotis oleh orang tidak dikenal di dalam angkot saat menuju kawasan Parung, Bogor.

Namun, setelah diketahui kalau penculikan bayi merupakan rekayasa, polisi telah menetapkannya sebagai tersangka.

Statusnya saat ini sudah kita tetapkan tersangka," ujar Hadi.

Menurut Hadi, saat ini wanita tersebut telah di periksa secaran intesif terkait adanya rekaya penculikan tersebut.

Saat ini Andi Sulis telah ditahan di Polsek Pamulang sebelum nantinya akan dikirim ke lembaga pemasyarakatan wanita kawasan Tangerang.

"Saat ini masih ada di Polsek. Nanti kita akan titip di lapas wanita,Tangerang," katanya.

Akibat perbuatannya, Pasal 242 KUHP tentang Informasi Tidak Benar atau Bohong, dengan ancaman 7 tahun penjara.

Buat rekayasa spontan

Sementara Andi Sulis mengaku, kalau melakukannya rekayasa penculikan bayi itu dilakukan dengan cara spontanitas saat diminta suami bertemu.

"Enggak ada rencana, spontanitas aja. Enggak tahu bakalan kayak gini," katanya.

Andi Sulis juga mengakui bahwa pingsan saat membuat laporan itu benar terjadi karena kondisi tubuhnya yang kurang sehat dalam waktu dua hari terakhir.

"Emang saya lagi pusing, sudah dua hari saya lagi pusing," ucapnya.

Kini, Andi Sulis mengaku menyesal akibat kegaduhan dengan merekayasa penculikan bayi di dunia media sosial.

"Kalau menyesal, perasaan menyesal itu sudah pasti ada ya. Tapi saya sudah salah, saya terima," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com