Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes Kota Bogor Kesulitan Dapatkan Data Pasien Positif Corona yang Meninggal di Solo

Kompas.com - 13/03/2020, 22:04 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor tengah membuka ruang komunikasi dengan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi, Solo, Jawa Tengah, untuk mendapatkan informasi data satu pasien yang meninggal dunia dan dinyatakan positif covid-19, penyakit yang disebabkan virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2).

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengungkapkan, data pasien tersebut dibutuhkan untuk menelusuri aktivitas maupun kegiatan yang bersangkutan selama berada di Kota Bogor.

"Kami sudah dapat kabar itu. Jadi ada satu pasien yang katanya terkonfirmasi positif (corona) di RSUD Dr Moewardi Solo yang sebelumnya ada riwayat mengikuti seminar di Bogor. Kami sedang mencoba menghubungi rumah sakit tersebut dan Dinkes setempat,” ungkap Retno, Jumat (13/3/2020).

Baca juga: Ini Alasan Ganjar Isolasi 4 Toko di Solo Usai Satu Pasien Positif Corona Meninggal

Ia menambahkan, sejauh ini pihaknya masih kesulitan untuk mendapatkan identitas dan data pasien yang dimaksud.

Sebab, sambung Retno, hal itu berbenturan dengan kode etik dan sumpah jabatan kedokteran untuk menjaga identitas pasien yang telah didiagnosa.

"Untuk mendapatkan status data identitas pasien itu kami agak kesulitan. Karena Ini menyangkut konfidensial si pasien. Kami akan terus mencoba berkomunikasi dengan pihak rumah sakit di sana,” ujar dia.

Jjika data pasien itu bisa didapat, Dinkes Kota Bogor akan melakukan penelusuran mulai dari lokasi kegiatan seminar, pesertanya, dan sejumlah hal lain.

"Ketika kami dapat informasi itu, pasti bisa ditelusuri. Kapan, siapa saja yang terlibat dalam seminar itu, baru bisa kami tracking," ujar dia.

Sebelumnya, satu dari dua pasien yang masuk dalam kategori pengawasan covid-19 yang dirawat di ruang isolasi RSUD Dr Moewardi, meninggal dunia, pada Rabu lalu.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menyatakan, pasien tersebut dinyatakan positif corona.

"Iya, terakhir kami ketahui bahwa hasilnya positif (covid-19)," kata Yuri.

Saat ini, dinas kesehatan setempat sedang melakukan tracking perjalanan pasien.

"Artinya juga harus kami tracking  riwayat perjalanan serta siapa saja yang pernah kontak dengan almarhum. ini yang sekarang sedang dikerjakan oleh dinkes di sana," ucapnya.

Dokter spesialis paru RSUD Dr Moewardi Harsini mengonfirmasi, pasien tersebut tidak memiliki riwayat kontak dengan WNA atau pergi ke luar negeri.

Namun, yang bersangkutan diketahui sempat mengikuti kegiatan seminar di Bogor, Jawa Barat, pada 25 hingga 28 Februari 2020.

Baca juga: Ini Informasi 35 Pasien Baru Positif Corona...

Sehari setelah kegiatan seminar itu, yang bersangkutan mengeluh batuk, pilek, dan demam. Dia akhirnya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan di ruang isolasi pada tanggal 8 Maret 2020 karena tak kunjung membaik.

"Dua pasien itu sama-sama datang ke acara seminar di Bogor. Satu pasien masih dirawat di ruang isolasi, namun satu pasien meninggal dunia pada Rabu pukul 13.00 WIB. Meninggal disebabkan karena gagal nafas atau pneumonia," ujar Harsini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com