Akan tetapi, meski masih ada sedikit flu, A mengaku tidak ada opsi penjemputan yang ditawarkan oleh operator call center tersebut.
Di RSUD Pasar Minggu, seorang sekuriti mengecek suhu tubuh A menggunakan thermo gun. Hasil dari thermo gun itu menunjukkan suhu tubuh A 36,5 derajat celcius.
Ia lantas diminta mengisi lembar formulir kecil yang berisikan kolom identitas diri, suhu tubuh, gejala yang dirasakan, serta riwayat perjalanan.
A mencentang gejala flu dan batuk yang memang sedikit masih ia rasakan. Selain itu, pada kolom riwayat perjalanan ia mengisi negara Malysia.
Setelah mengisi formulir, ia diminta mengantre untuk mendapatkan pemeriksaan.
Baca juga: IDI: Pemerintah Perlu Buka Riwayat Perjalanan Pasien Covid-19
"Enggak dikasih nomor urut. Antreannya pun aneh, berdasarkan posisi tempat duduk, jadi geser-geser gitu. Ruangan tunggu di lobby utama, bukan ruangan terpisah," ucap A.
Ia menyebutkan sejumlah warga yang mengantre duduk bersebelahan tak berjarak.
Ruang pengecekan pasien khusus antisipasi Covid-19 pun bersebelahan langsung dengan ruangan pengambilan darah pasien umum.
Setelah menunggu beberapa waktu, A masuk ke ruang pemeriksaan tersebut. Di situ ia bertemu dengan tiga orang petugas kesehatan.
"Dicek suhu pakai thermal gun, lalu pakai cek tensi. Terus dikasih formulir yang isinya riwayat perjalanan, kondisi kesehatan, ceklis ceklis gitu, ada pertanyaan kontak langsung dengan orang positif atau tidak," kata A.
Petugas kesehatan itu juga melontarkan sejumlah pertanyaan verbal kepada A mengenai riwayat perjalanannya.
Baca juga: Kemenkes Periksa Lebih dari 1.000 Spesimen Terkait Corona
Namun, ternyata A sama sekali tak mendapatkan pemeriksaan kesehatan di sana. Petugas kesehatan hanya menyarankan dirinya untuk mengisolasi diri secara mandiri di rumah selama 14 hari ke depan.
"Jika lepas dari 14 hari, artinya tidak ada penyakit dan disarankan untuk mengikuti MCU. Tapi enggak ada kewajiban buat MCU itu," ucap A.
Meski menjadi rujukan Covid-19, ternyata RSUD Pasar Minggu tak memiliki fasilitas tes swab untuk pencekan apakah seseorang terkena virus corona.
Petugas kesehatan yang mewawancarai A pun terlihat kurang meyakinkan. Ia selalu menekankan bahwa proses tersebut sesuai dengan protokol dari pemerintah.
Pengalaman-pengalaman hampir serupa tapi tak sama juga santer ditemui di media sosial. Banyak warganet atau netizen yang bercerita mengenai sulitnya mereka mendapatkan pemeriksaan yang ideal terkait Covid-19 di rumah sakit rujukan yang ditunjuk pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.