Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FK UI Buka Pemeriksaan Swab Mandiri untuk Uji Virus Corona, tapi Tak Bisa Asal Daftar

Kompas.com - 18/03/2020, 20:40 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com – Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (LMK FK UI) membuka beberapa paket pemeriksaan mandiri infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Paket-paket yang berkisar dari harga Rp 1,5 – 2,5 juta ini dapat melacak kemungkinan tubuh mereka terpapar virus corona penyebab Covid-19.

Dekan FK UI, Ari Fahrial Syam menjelaskan, paket-paket ini dapat diakses kalangan umum.

Baca juga: Wali Kota Minta Seluruh Rumah Sakit di Bekasi Layani Pasien yang Ingin Tes Corona

“Jadi, misalnya, saya sesak napas, tetapi dokter tidak mendiagnosis saya sebagai suspect Covid-19, sehingga tidak di-swab (pengambilan spesimen lendir tenggorokan untuk mengetahui kandungan virus corona),” ujar Ari kepada Kompas.com, Rabu (18/3/2020)/

“Tapi, misalnya, saya ragu. Saya tetap ingin di-swab dan diuji apakah terpapar Covid-19. Bisa,” tambah dia.

Namun, ia menegaskan bahwa pemeriksaan mandiri ini bukan untuk pasien yang telah ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP) atau pasien dalam pengawasan (PDP).

Sebab, ODP dan PDP tetap diharuskan tetap dalam protokol resmi untuk uji swab tenggorokan, sebagaimana telah ditetapkan pemerintah.

“Ini untuk mandiri. Kalau menurut dokter, dia pasien suspect Covid-19, dia masuk program (resmi pemerintah) dan gratis. Makanya, ini kami tujukan bukan untuk pasien suspect Covid-19,” jelas Ari.

“Karena kan banyak orang yang merasa cemas segala macam, terus kata dokternya belum tentu Covid-19. Tapi, mereka mau periksa (lanjutan – uji swab),” ia menambahkan.

Untuk mendaftarkan diri ke pemeriksaan mandiri LMK FK UI, pasien harus memperoleh surat pengantar dari dokter yang telah memeriksanya, sebagaimana tes-tes kesehatan pada umumnya di berbagai laboratorium.

“Surat pengantar dokter untuk laboratorium. Bahwa, misalnya, dokter meragukan ini bukan Covid-19, tapi karena permintaan pasien mau periksa. Nanti bisa pengambilan sampelnya di kami,” terang Ari.

Berikutnya, pasien diwajibkan menghubungi narahubung di nomor 081384300467, mengirimkan nama lengkap dan foto surat pengantar dokter.

Manajemen LMK FK UI akan mengatur jadwal uji swab.

Baca juga: Pemerintah Tak Akan Ungkap Hasil Tes Covid-19 Para Pejabat Negara

Pengaturan ini membuat pasien melakukan uji swab dengan perjanjian, sehingga tidak serta-merta memperoleh jadwal secepat mungkin.

Pasalnya, pihak LMK FK UI yang mulai Senin (16/3/2020) telah ditunjuk pemerintah sebagai salah satu jejaring laboratorium pemeriksa spesimen suspect Covid-19 dan kemungkinan punya banyak spesimen yang mengantre untuk dites.

“LMK ini laboratorium profesional atau kasarnya, berbayar. Tetapi, untuk membantu pemerintah, kami gratiskan tetapi harus sesuai dengan ketentuan, untuk ODP dan PDP saja,” kata Ari.

“Pemeriksaan mandiri ini meliputi pemeriksaan beberapa virus, salah satunya virus penyebab Covid-19. Kalau ternyata Covid-19, kami harus tetap rekonfirmasi ke Balitbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI),” tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com