"Yang repot, justru anak saya enggak mau minum susu formula. Tapi selama dua hari ini sih masih ada stok ASI (dalam kantong)," kata Sadad.
Baca juga: Istri Hamil, Dokter Rawat Pasien Corona Khawatir Jadi Carrier, 1 Jam Cuci Tangan Puluhan Kali
Sadad mulai memutar otak, mencari cara agar pasokan ASI buat buah hatinya tetap terjaga.
Meskipun konsekuensinya harus bolak-balik rumah-hotel untuk menjemput ASI dari sang istri.
Di satu sisi, faktanya Afit sempat dilanda kesulitan dalam hal penyimpanan ASI.
"Jadi kebetulan memang (hotel karantina perawat) yang di Jakarta ini, masih agak kurang fasilitas untuk memfasiltiasi ibu menyusui. Ya sudahlah, kita pahami saja," kata Afit.
Afit menjelaskan, hotel tempatnya menginap sempat memfasilitasinya dengan kulkas di kamarnya, sebagai lemari penyimpanan ASI dalam kantong.
Baca juga: Virus Corona pada Wanita Hamil Tak Terbukti Bisa Menular ke Bayinya
"Cuma kulkasnya bukan freezer, sedangkan untuk penyimpanan ASI, untuk distok kan harus beku. Kalau hanya dingin-dingin begitu, ASI-nya nanti tidak bertahan lama," ia melanjutkan.
Beruntung, setelah mencari ke sana ke mari, operator hotel bersedia menyediakan freezer dapur hotel sebagai lemari penyimpanan ASI ia dan kolega sekamarnya.
Tinggal urusan Sadad menjemput ASI-ASI itu di Hotel d'Arcici untuk si kecil.
"Nanti kalau ASI-nya habis, rencananya sih saya jadi kurir ASI. Istri pumping ASI di hotel tempat dia nginap, kalau dia ke rumah sakit, saya ke sana buat ambil ASI-nya," tutur Sadad.
Afit dan Sadad mungkin hanya satu dari sekian banyak pasangan suami-istri yang terpisahkan oleh jarak di masa sekarang.
Kerinduan di antara keduanya jelas bakal terus membengkak di masa mendatang, termasuk kerinduan Afit yang entah kapan bisa kembali bertemu dengan buah hatinya.
"I always bring this (aku selalu membawa ini)," ucap Afit sambil menciumi pakaian bayi mungilnya dengan gemas, dari hotel tempatnya di karantina.
Ia berharap, semua orang yang mampu bertahan hidup dengan berdiam di rumah, betul-betul mematuhi instruksi karantina mandiri.
Baca juga: Curhat Orangtua Murid soal Perpanjangan Masa Belajar di Rumah
Keluar rumah sama saja memperbesar peluang penularan Covid-19. Bahkan, dari setiap pertambahan kasus Covid-19, berarti akan ada pertambahan beban kerja para perawat di rumah sakit.
Itu belum menghitung kian beratnya rasa rindu yang harus ditanggung para perawat terhadap anak dan keluarganya di rumah; belum pula makin besarnya peluang ibu-ibu perawat turut terpapar Covid-19.
"Kalau angka kasus corona di Indonesia tidak kunjung berhenti, ada banyak petugas medis yang enggak bisa ketemu keluarganya," pesan Afit, mengimbau orang-orang, agar sebisa mungkin bertahan di rumah untuk mengurangi kasus Covid-19 di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.