Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Karantina Wilayah di Jakarta, Warga Minta Ada Bantuan Pemerintah karena Mata Pencaharian Hilang

Kompas.com - 31/03/2020, 13:30 WIB
Walda Marison,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Pemerintah pusat kini sedang menggodok rencana pemberlakuan karantina wilayah guna mengantisipasi penyebaran wabah Covid-19.

Nantinya, setiap pemerintah provinsi akan mengajukan pemberlakuan karantina wilayah kepada pemerintah pusat.

Salah satu yang telah mengajukan pemberlakuan karantina wilayah adalah DKI Jakarta.

Menyikapi hal tersebut, warga DKI pada dasarnya setuju dengan adanya pemberlakuan karantina wilayah.

Baca juga: Jangan Hanya Andalkan Pemerintah, Solidaritas Warga Lebih Efektif Selama Karantina Wilayah

Namun, yang dikhawatirkan adalah hilangnya mata pencaharian.

"Kalau buat saya sendiri ya enggak masalah, penghasilan kan sudah tetap dan sudah WFH juga. Cuman kan kasihan yang pencari nafkah harian. Mereka saja dirumah tanpa ada penghasilan itu gimana ya," kata warga Jakarta Timur, Annelis Bonita Sihotang, Selasa (31/3/2020).

Dia berharap ada bantuan dari pemerintah agar menjaga dapur setiap warga tetap "ngebul" selama masa karantina wilayah diberlakukan.

Hal yang sama juga dikatakan oleh warga Jakarta Timur lain beranam Rolando Gultoom.

Rolando menilai, pemerintah harus ambil andil dalam membantu menggerakkan perekonomian warga selama masa karantina wilayah.

"Bukan hanya sebatas keringanan kredit, tapi juga diperlukan stimulus pendapatan per kapitanya karena tidak semua orang bekerja dan mendapatkan gaji tetap," kata dia.

Stimulus yang dimaksud adalah pembagian uang dan sembako kepada setiap keluarga yang membutuhkan. Namun masalah lain pun muncul.

Sistem distribusi pun harus transparan dan tepat sasaran agar tidak terjadi praktek penimbunan dan penyebaran yang tidak merata.

"SOP pembagian bantuan sosial itu harus rinci dan detail, baik siapa yang berhak mendistribusikan, siapa yang bertanggung jawab atas semua pasokan dan lain-lain," kata Rolando.

Tidak jauh berbeda dengan Rolando, Angel Simanjuntak juga berpendapat sama.

Baca juga: Usul Karantina Wilayah, DKI Susun Skema Distribusi Logistik buat Warga

Namun bukan hanya kebutuhan sembako dan uang yang diperlukan warga selama karantina wilayah.

Alat kesehatan seperti alat pelindung diri (APD), hand sanitizer dan masker juga perlu dibagikan warga. Hal tersebut dilakukan agar semua warga punya kesadaran akan bahaya Covid-19.

"Mereka berpikir yang kena virus ini ya yang hanya orang-orang kaya yang berduit yang sering ketemu orang luar negeri, ketemu banyak orang dan lain-lain," kata dia.

"Boro-boro beli masker dan lain-lain, kebutuhan dapur saja mereka sulit," ucap Angel lagi.

Walau demikian, berharap kebijakan karantina wilayah ini bisa berpengaruh pada penurunan penyebaranya Covid-19. Pemerintah pun juga diharapkan bisa membantu warga yang mata pencahariannya hilang karena kebijakan karantina wilayah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com