JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah kasus Covid-19 yang disebabkan virus corona tipe 2 di DKI Jakarta terus meningkat. Setiap hari, jumlah korban meninggal dunia karena Covid-19 juga bertambah.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus-menerus mengimbau warga untuk tinggal di rumah dan jika terpaksa keluar dari rumah agar berjaga jarak dengan yang lain.
Warga diminta untuk belajar, bekerja, dan beribadah di rumah.
Baca juga: Bantu Masyarakat Terdampak Covid-19, Wapres Minta Zakat Dibayarkan Sebelum Ramadhan
Namun, hal itu tidak bisa diterapkan pada semua orang. Sejumlah orang harus keluar dari rumah demi menyambung hidup. Jika tidak, mereka akan mati kelaparan.
Rizky Syahdu (28), seorang ojek online mengaku tetap bekerja meski sebenarnya khawatir terpapar Covid-19. Dia harus bekerja, yang berarti harus keluar dari dari rumah, setiap hari.
Jika tidak bekerja sehari atau lebih, dia tak mendapatkan uang buat menyambung hidupnya.
“Takut sih (dengan virus corona). Tapi enggak punya pilihan. Buat yang kerja harian, kalau enggak keluar, ya enggak dapat duit. Buat bayar cicilan sama kosan enggak ada dong,” ujar Rizky, Kamis (31/3/2010).
Ia mengatakan, selama pandemi Covid-19 ini dia banyak kehilangan pelanggan. Pernah dalam sehari dia tidak pendapatkan penumpang lantaran ada imbauan pemerintah agar warga berdiam diri di rumah.
Ia lalu beralih ke Go-Send (antar-kirim barang).
“Orederan tergantung sih. Tapi semenjak ada imbauan pemerintah untuk di rumah, Goridesepi, yang rame Gosend,” kata Rizki.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.