Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Demokrat Usulkan Bantuan untuk Warga Menengah ke Bawah Disalurkan dalam Bentuk Pangan

Kompas.com - 01/04/2020, 20:02 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Fraksi Partai Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Mujiyono mengusulkan agar bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bagi warga menengah ke bawah maupun pekerja harian diberikan dalam bentuk pangan.

Pemprov DKI diketahui sedang menggodok bantuan yang akan diberikan kepada warga yang membutuhkan tersebut di tengah wabah virus corona penyebab penyakit Covid-19.

"Kalau saya sih BLT kurang sepakat ya, karena kalau masyarakat pegang duit itu pertama tentunya harus ada pengelolaan tetap, harus melibatkan KPK. Lebih pas ke bantuan pangan," ucap Mujiyono saat dihubungi, Rabu (1/4/2020).

Baca juga: Putus Penyebaran Covid-19, Pengusaha Diminta Ikut Beri BLT untuk Kelompok Tak Mampu

Untuk pendistribusian pangan tersebut, Mujiyono mengusulkan agar dilangsungkan melalui pengurus rukun tetangga (RT) atau rukun warga (RW) di masing-masing.

Bahkan harus melibatkan aparat kepolisian maupun tentara agar pembagian pangan bisa teratur.

"Yang lebih ideal itu menurut saya, perankan RT/RW. Libatkan polisi dan tentara di situ, dalam mendistribusikan. Lewat mana ? Gugus Tugas yang ada di wilayah. Kan peran gugus salah satunya penanganan dampak ekonomi. Mereka ikut berperan, ikut mendistribusikan. Tingkat walikota, kecamatan, RT RW diawasin sama-sama," kata dia.

Baca juga: Pemerintah Diminta Matangkan Data BLT Pekerja Informal yang Terdampak Corona

Ia juga meminta Pemprov DKI untuk mendata warga yang berhak menerima bantuan secara detail dan tak boleh ada yang terlewatkan.

Pasalnya warga dengan ekonomi menengah ke bawah saat ini sangat membutuhkan bantuan di tengah wabah dan menurunnya pendapatan mereka.

"Karena ini memang bencana yang sangat menyulitkan untuk pemecahannya. Kalau kondisi begini diperlukan kebersamaan, tanggalkan perbedaan politik," tuturnya.

Baca juga: Anies Sebut Pemprov DKI dan Pusat Masih Godok Bantuan untuk Warga Terdampak Covid-19

Ketua Komisi A DPRD DKI ini mengaku bahwa dia terus melakukan koordinasi dan monitoring dengan Pemprov DKI Jakarta terkait pemberian bantuan.

Namun, masih terus dibahas berkait jenis bantuan maupun mekanisme penyalurannya.

Perlu diketahui, beberapa waktu lalu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan pekerja harian di DKI Jakarta akan diberikan bantuan atau subsidi dari Pemprov DKI.

Menurut dia, para pekerja harian sudah didata dan akan diberikan bantuan secara bertahap oleh Pemprov DKI.

"Ada 1,1 juta orang di Jakarta yang itu semua nanti kita akan secara bertahap memberikan bantuan. Sekarang sedang dirumuskan besaran, metode mengikuti perkembangan," tutur Anies, Jumat (20/3/2020).

Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta bertambah menjadi 794 orang per Rabu hari ini.

Kemudian 51 pasien positif Covid-19 yang dinyatakan telah sembuh dan yang meninggal sebanyak 87 pasien meninggal dunia.

Dari total kasus, kata Dwi, 490 pasien saat ini masih dirawat di rumah sakit. Sementara 166 orang lainnya menjalani isolasi mandiri.

Kemudian, 705 orang masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com