DEPOK, KOMPAS.com - Angka kematian pasien dalam pengawasan (PDP)/suspect Covid-19 di Depok turun pada Minggu (12/4/2020), dari 34 kasus menjadi 31 kasus.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris menjelaskan, hal ini terjadi karena 3 kasus di antaranya baru dikonfirmasi sebagai pasien positif Covid-19 pada Minggu.
"Data PDP meninggal hari ini menjadi 31 orang, atau berkurang dari jumlah 34 orang di hari Sabtu kemarin, karena 3 orang yang meninggal (dengan status) PDP hasil swab PCR-nya dinyatakan positif (Covid-19)," ujar Idris melalui keterangan tertulis, Minggu malam.
"Sehingga hari ini datanya dimasukan pada data meninggal pada kasus konfirmasi," tambah dia.
Baca juga: Gubernur Emil: Kota Bogor, Depok, dan Bekasi Terapkan PSBB Maksimal
Dengan demikian, ditambah 1 kematian baru pada Minggu, angka kematian akibat Covid-19 di Depok mencapai 15 orang pada Minggu.
Jumlah ini untuk pertama kalinya melampaui angka kesembuhan pasien Covid-19 yang sudah hampir sepekan stagnan di angka 11 orang.
Berdasarkan penelusuran arsip pemberitaan Kompas.com, terakhir kali Kota Depok mencatat jumlah 31 kematian PDP/suspect Covid-19 yakni pada Rabu (8/4/2020).
Itu artinya, ada 31 orang yang telanjur meninggal tanpa sempat diketahui positif Covid-19 atau tidak.
Kamis (9/4/2020), jumlah kematian PDP/suspect bertambah 2 orang. Terakhir, Depok mencatat kematian PDP/suspect pada Sabtu (11/4/2020), sebanyak 1 orang.
Baca juga: Tangani PDP Sedang dan Berat, RS UI Terima Bantuan APD dan Ambulans
Idris tak membeberkan pasien mana yang baru terkonfirmasi positif Covid-19 ketika telah meninggal dunia, apakah pasien meninggal pada Kamis dan Sabtu, atau pasien yang meninggal sebelum Rabu.
Akan tetapi, peristiwa ini cukup melukiskan, bahwa butuh waktu lama bagi seorang pasien memperoleh kejelasan mengenai statusnya yaitu positif atau negatif Covid-19.
"Status PDP (yang dicatat meninggal) tersebut merupakan pasien yang belum bisa dinyatakan positif atau negatif, karena harus menunggu hasil PCR, yang datanya hanya dikeluarkan oleh PHEOC (Public Health Emergency Operating Center) Kemenkes RI," jelas Idris.
Hal ini berimbas pada lambatnya perputaran pasien di rumah-rumah sakit di Kota Depok, karena rumah sakit terpaksa menanti berhari-hari memutuskan penanganan yang tepat bagi pasien, karena hasil tes Covid-19 tak kunjung diumumkan.
Kepada wartawan pada Kamis (9/4/2020) lalu, Idris mengaku tengah menyiapkan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Depok agar mampu melakukan tes Covid-19, sehingga tak bergantung pada Kemenkes.
Namun, hingga hari ini, Labkesda Kota Depok belum dinyatakan siap oleh Kemenkes untuk mengadakan tes Covid-19 dengan cara swab (pengambilan sampel lendir) tenggorokan dan diteliti dengan metode PCR (polymerase chain reaction).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.