Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Selidiki Pernyataan Pria yang Mengaku Sebagai Ketua Anarko Sindikalis Indonesia

Kompas.com - 15/04/2020, 07:51 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah video berdurasi 1 menit 29 detik beredar viral di media sosial yang merekam seorang pria bertelanjang dada bernama Pius.

Dalam video itu, Pius mengaku sebagai ketua Anarko Sindikalis Indonesia dan menyebut dirinya dengan julukan A1.

"Nama saya Pius Laut Labungan tempat lahir Ambon 7 Juni 1995. Saya adalah A1, saya Ketua Anarko Sindikalis Indonesia dengan tujuan tatanan dunia baru tanpa pemerintahan," kata Pius seperti dikutip Kompas.com, Rabu (15/4/2020).

Tak hanya memperkenalkan dirinya, Pius juga menyatakan adanya anggota anarko lainnya yang memiliki tugas dan julukan berbeda dalam kelompok Anarko.

Baca juga: Polisi Selidik Dalang Kelompok Anarko yang Berencana Lakukan Vandalisme Massal

"Saya punya A2 bernama Johan yang bertugas dalam pencarian dana. Saya punya A3 Andreas Tagala yang bertugas sebagai koordinator lapangan. A4 Siamanaloho, yang bertugas sebagai pemberi doktrin," lanjut Pius.

Saat dikonfirmasi kepada aparat Kepolisian, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Jerry Siagian mengatakan, polisi tengah menyelidiki pernyataan yang dilontarkan Pius tersebut.

Kini, penyelidikan kasus tersebut ditangani oleh jajaran Subdit Keamanan Negara (Kamneg) Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

"Itu video sudah kita kasih ke (Subdit) Kamneg sebagai bahan penyidikan mereka," kata Jerry.

Jerry menjelaskan, awalnya Pius ditangkap oleh jajaran Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya atas kasus pencurian. Pius ditangkap di daerah Semanggi, Jakarta Selatan, Minggu (12/4/2020) kemarin.

Baca juga: Kelompok Anarko yang Lakukan Vandalisme di Tangerang Berencana Bikin Onar Se-Pulau Jawa

Sementara itu, pernyataan Pius yang mengaku sebagai Ketua Anarko Sindikalis itu dilontarkan saat menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.

"Kita hanya menangani kasus pencuriannya, pencurian helm petugas polantas," ungkap Jerry.

Sebelumnya diberitakan, polisi telah menangkap tiga tersangka vandalisme yakni Rizky, RH dan RJ yang mengaku tergabung dalam kelompok Anarko.

Mereka melakukan coretan atau vandalisme dengan tulisan provokatif yang tersebar sedikitnya di empat lokasi kawasan Tangerang.

Baca juga: Di Balik Tulisan Sudah Krisis, Saatnya Membakar di Tangerang...

Ada tiga coretan yang dilakukan para pelaku yakni 'kill the rich' atau bunuh orang-orang kaya, 'sudah krisis, saatnya membakar' dan 'mau mati konyol atau mati melawan'.

Mereka menyatakan kelompok Anarko telah memiliki rencana aksi vandalisme secara bersama pada beberapa kota besar di Pulau Jawa pada 18 April 2020. Aksi tersebut dilakukan untuk membuat gaduh di tengah wabah Covid-19.

Kelompok Anarko selama ini cukup dikenal dengan aksinya melakukan vandalisme. Kelompok tersebut tersebar di beberapa wilayah seperti Jakarta, Bandung dan beberapa kota yang masuk dalam Pulau Jawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com