"Yang penting kita-kitanya sehat, Covid-19-nya selesai baru deh," kata Desy.
Sementara Putri (29), seorang karyawan perusahaan di Jakarta Selatan mengaku Ramadhan kali sangat berbeda.
Karena masyarakat akan lebih banyak berkegiatan dari rumah dibandingkan di luar atau di tempat ibadah.
Namun, Putri menyebut bahwa satu hal yang membuat beda Ramadhan kali ini adalah rencana untuk mudik pada pertengahan Ramadhan terancam batal.
Baca juga: Larangan Mudik, 1.181 Kendaraan di Tol Jakarta-Cikampek Dipaksa Putar Balik
"Sudah direncanakan pulang, malah sudah beli tiket. Eh enggak taunya ada larangan mudik," ungkap dia.
Meski ingin tetap mudik, lanjut Putri, bukan berarti dia tidak memikirkan kemungkinan membawa virus ke rumah dan menularkannya kepada keluarga.
Dia menjelaskan, sudah berkomunikasi dengan keluarga untuk langsung menjalani isolasi mandiri ketika sampai di rumah.
"Orang rumah juga bilang pulang saja dulu. Nanti sampai sana isolasi mandiri, kalau harus dites ya tes. Pokoknya kalau bisa mah sampai (Medan) dulu deh," kata Putri.
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan bahwa umat Islam dapat melaksanakan Ibadah pada Ramadhan di rumah masing-masing selama pandemi Covid-19.
Menurut dia, hal tersebut perlu dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 yang lebih luas. Terlebih, dalam Islam menjaga kesehatan merupakan suatu kewajiban.
Untuk itu, Nasaruddin mengimbau agar umat Islam untuk memperhatikan kesehatan dengan tetap beribadah di rumah.
"Dengan melakukan rangkaian ibadah di rumah, Insya Allah pahalanya tidak kalah. Apalagi dalam kondisi darurat seperti ini," ungkap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.