Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentuk Bantuan Pusat dan Provinsi Beda, Wali Kota Tangerang Tarik Kembali Data Penerima Bantuan

Kompas.com - 28/04/2020, 21:19 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Tangerang menarik kembali data kepala keluarga (KK) yang akan menerima bantuan sosial dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Banten.

Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengatakan, penarikan data tersebut untuk memisahkan wilayah yang akan diberikan bantuan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Provinsi.

Pasalnya, kata Arief, dikhawatirkan akan timbul kecemburuan sosial karena bentuk bantuan yang berbeda.

Pemprov Banten akan menyerahkan bantuan dalam bentuk uang tunai, sementara Pemerintah Pusat akan memberikan dalam bentuk paket sembako.

"Kalau situ dapat uang Rp 600.000, tetangga dapat bahan makanan, kira-kira ada yang ngiri nggak?" ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/4/2020).

Baca juga: Wali Kota Tangerang Tunggu Bansos dari Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk 161.000 KK

Itulah sebabnya, lanjut Arief, Pemerintah Kota Tangerang akan memecah data tersebut berdasarkan wilayah.

Jangan sampai, kata dia, ada di satu wilayah kecil seperti tingkat kampung atau RT-RW ada warga yang mendapat bantuan dengan jenis yang berbeda.

"Nah ini saya bilang pak Gubernur datanya saya mau tarik. Saya kirim data penerima, saya tarik saya pecah ke Tangerang Timur bantuan provinsi, dan wilayah Barat bantuan pusat," kata Arief.

Namun dari hasil komunikasi terakhir, kata Arief, Gubernur Banten Wahidin Halim akan mengusulkan kepada pemerintah pusat agar bantuan diseragamkan.

Baca juga: Seorang Kakek di Jatinegara Pingsan, Dievakuasi Petugas Pakai APD

Arief mengatakan, Gubernur Banten sudah mengusulkan agar seluruh bantuan bisa diberikan dalam bentuk uang baik dari Pusat maupun Provinsi Banten.

"Karena kalau satu kampung satu RT RW entar ada yang beda, ribut warga. Gubernur mau ngusulin udah kasih uangnya aja biar cepat," tutur Arief.

Adapun bantuan dari pemerintah pusat kembali diundur penyerahaannya setelah sebelumnya dijanjikan akan turun pada 25 April lalu.

Setidaknya, lanjut Arief, sudah ada 75.911 Kepala Keluarga (KK) di Kota Tangerang yang terdata menanti bantuan yang saat ini masih belum jelas kapan tanggal pencairannya.

Baca juga: Tegur Anak Muda yang Nongkrong Saat PSBB, Seorang Pemuda Malah Dikeroyok

Sedangkan untuk bantuan dari Pemerintah Provinsi Banten, kata Arief, Pemprov Banten sudah menyanggupi akan membantu 86.000 KK terdampak di Kota Tangerang.

Dengan demikian, ada 161.000 KK yang menunggu bantuan.

Karena terbentur birokrasi, Arief mengatakan, Pemkot Tangerang saat ini hanya bisa memberikan bantuan yang nilainya tak seberapa agar tidak melangkahi bantuan pusat dan provinsi.

"Kita sudah droping beras lagi 100 kilo per RW. Totalnya sudah 350 ton (disumbangkan). Masalahnya kita nggak bisa ngasi, (padahal) kita sudah anggarkan 85.000 KK. Cuma masalahnya kita nggak bisa ngasih kalau Provinsi dan Pusat belum ngasih," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com