Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Mudik Lebaran, Bukti Cinta Para Perantau kepada Keluarga di Kampung Halaman...

Kompas.com - 04/05/2020, 13:14 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Momentun bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri memang begitu identik dengan budaya mudik atau pulang ke kampung halaman.

Berkumpul bersama keluarga, saling silaturahim ke rumah sanak saudara, hingga menikmati masakan ibunda sudah tentu jadi momen berharga di setiap tahunnya.

Namun, pandemi Covid-19 menghambat tradisi tersebut. Bahkan pemerintah telah menerbitkan aturan resmi yang melarang warga yang tinggal di zona merah pulang ke kampung halaman.

Hal ini tentu memberi kerinduan yang mendalam bagi mereka yang biasa melakukan mudik setahun sekali ini.

Baca juga: Pengamat: Orang Nekat Mudik karena Tak Ada Kepastian Hidup di Ibu Kota

Tania (25) salah satu warga yang merasakan hal tersebut. Ia mengaku, baru tahun ini ia akan melewatkan Hari Raya jauh dari keluarga.

Meski sudah merantau sejak masih berkuliah, biasanya Tania mewajibkan diri pulang ke kampung halamannya di Sungai Angek, Agam, Sumatera Barat.

"Pingin banget pulang, biarpun sudah sempat pulang kampung bulan Januari kemarin, tapi suasana Lebaran di rumah itu loh yang beda," kata Tania saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/5/2020).

Membantu mama memasak berbagai makanan khas hari Lebaran, wajah lucu para keponakan, hingga suasana meriah di malam takbiran terngiang-ngiang di pikiran Tania.

Bahkan, kerinduannya akan kampung halaman sempat membuat kondisi kesehatannya menurun.

Lidahnya pun terasa pahit meski berbagai hidangan telah tersedia di meja makan saat sahur dan buka puasa.

Baca juga: Anies: Hati-hati, Kalau Mudik Belum Tentu Bisa Kembali ke Jakarta dalam Waktu Singkat

Satu-satunya hal yang menguatkan dirinya agar tidak pulang kampung ialah kesadaran akan risiko dirinya bisa saja membawa virus corona dan menularkannya ke keluarga.

"Takut saja biarpun sehat tapi ternyata ngebawa (virus corona) atau malah terkena pas lagi di jalan," ujar Tania.

Hal serupa juga dialami Putra (25). Meski bukan kali pertama ia tak pulang kampung saat hari raya Idul Fitri, kerinduan berkumpul bersama orang tua tentu masih terasa.

Walaupun biasanya tak banyak hal yang biasa ia lakukan selama di rumah, tapi kehangatan saat mencium tangan orang tua selepas Shalat Id tak bisa digantikan.

Namun Putra sadar ada risiko yang cukup besar apabila ia pulang di tengah pandemi ini.

Baca juga: Pelanggar PSBB Bogor Mengamuk ke Petugas: Membandingkan Aturan dan Logika Pengemudi

"Apalagi mama punya riwayat hipertensi kan. Kalau dengar di berita-berita kalau sampai kena risikonya tinggi," kata Putra.

Yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah mencoba ikhlas melepas momen-momen berharga tersebut lewat begitu saja.

Ia juga mengimbau teman-teman dan warga lainnya untuk mematuhi arahan dari pemerintah agar wabah ini bisa segera berakhir.

"Ya kalau memang sayang sama orang-orang yang ada di rumah jangan pulang kampung sih. Nanti malah gara-gara kangen tapi orang serumah jadi menderita," ucap Putra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com