Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Usut Keributan Warga dan Ketua RW akibat Paket Bansos di Ciputat

Kompas.com - 04/05/2020, 14:12 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Polisi Sektor (Polsek) Ciputat, Tangerang Selatan masih menyelidiki keributan antarwarga terkait pemberian paket bantuan sosial (bansos) dari pemerintah bagi yang terdampak Covid-19.

Pengusutan kasus itu dilakukan setelah warga berinisial CH membuat laporan ke Polsek Ciputat dengan Nomor LP/440/K/V/2020/Res Tangsel/Sek Ciputat.

Ia melaporkan HS selaku Ketua RW setempat.

Baca juga: Ketua RW di Ciputat Benturkan Kepala Warga karena Tanya Soal Bansos

Kanit Reskrim Polsek Ciputat, Iptu Erwin Subekti mengatakan, sampai saat ini masih memeriksa saksi-saksi terkait keributan antara CH dan HS soal bansos.

"Iya kita panggil saksi-saksi dulu, sebelum panggil Ketua RW," kata erwin saat dihubungi, Senin (4/5/2020).

Menurut Erwin, jika dalam penyelidikan tersebut HS terbukti melakukan kekerasan, akan ditangkap atas dasar penganiayaan yang menyebabkan orang mengalami luka.

"Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan denagan ancaman lima tahun penjara," katanya.

Sebelumnya, CH, warga yang bermukim di Jalan Kompas Kampung Utan RT 05 RW 08, Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Minggu (3/5/2020) kemarin, terlibat cekcok dengan ketua RW setempat, HS.

Keributan yang dipicu pembagian bansos itu berujung kekerasan. CH mengalami luka di kening setelah dibenturkan oleh Ketua RW.

Peristiwa itu bermula saat CH memerintahkan anaknya untuk mengambil bansos Covid-19 di rumah HS.

Namun, saat itu anaknya ditolak HS dengan alasan pemberian bansos tidak dapat diwakilkan.

"Iya awalnya itu anaknya yang ambil tapi tidak dikasih. Akhirnya pulang memberitahu bapaknya," ujar Erwin.

Baca juga: Warga Ciputat Gagalkan Aksi Tawuran di Tengah Pandemi Covid-19

CH yang mendengar penolakan itu langsung mendatangi rumah HS untuk meminta hak miliknya yang terdaftar sebagai penerima bansos.

"Saat bapaknya (CH) datang ke sana juga mungkin tidak langsung dilayani. Jadi dia merasa kok diwakilkan anak (bansos) tidak dikasih datang sendiri juga tidak dikasih. Akhirnya cekcoklah," ucap Erwin.

Saat itulah keributan terjadi. Kepala CH dibenturkan tujuh kali oleh HS sehingga mengalami luka di bagian kening.

"Kepalanya dibenturkan oleh kepala juga, Ketua RW yang berujung laporan," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com