Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Korban PHK akibat Corona Mendaftar Jadi ART untuk Bertahan Hidup...

Kompas.com - 05/05/2020, 14:58 WIB
Walda Marison,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi hal yang sering terjadi selama pandemi Covid-19.

Banyak perusahaan yang ekonominya goyang karena tak mendapat keuntungan saat pandemi dan melakukan pemutusan hubungan kerja dalam jumlah besar.

Semua dilakukan demi memperpanjang nafas perusahaan dalam geliat bisnis.

Alhasil, banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Kondisi ini memaksa masyarakat untuk mencari pekerjaan lain demi bertahan hidup, termasuk menjadi asisten rumah tangga (ART).

Baca juga: PHK Karyawan PT Shyang Yao Fung Dibagi dalam Dua Gelombang pada Mei

Jumlah warga yang mendaftar sebagai ART mendadak meningkatkan.

Hal tersebut dibenarkan salah satu yayasan penyalur pembantu rumah tangga, Purwa Sentosa Agency yang berlokasi di Tanggerang.

Aboy selaku pemilik yayasan mengaku permintaan bekerja sebagai ART jauh lebih tinggi dibandingkan pesanan calon majikan.

"Sekarang justru banyak bertanya minta kerja, bukan minta jasa," kata Aboy saat dihubungi, Selasa (5/5/2020).

Mereka yang meminta pekerjaan kebanyakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Menurut Amoy, hal tersebut terbilang tak umum karena biasanya yang mendaftar sebagai ART itu lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Dasar (SD) dari daerah.

Baca juga: Perawat Minta Manajemen Rumah Sakit dan Pemerintah Lebih Terbuka soal Data Pasien Covid-19

"Mereka korban PHK. Ada yang kerja di pertokoan, ada yang dari resto, pabrik, dan pekerja pekerja di mall karena sudah tutup. Yang paling banyak pekerja resto," kata Aboy.

Meski demikian, Aboy tidak serta merta menerima semua korban PHK tersebut untuk disalurkan jadi ART.

Aboy mengaku tidak menerima ART satu pun karena yang mau menyewa jasanya pun sudah tidak ada. Selama Pandemi, dia mengaku warga yang menyewa jasa ART semakin sedikit.

Maka dari itu, banyak ART yang dipulangkan ke rumah masing-masing. Selain karena sepi pesanan, Aboy memulangkan para ART karena larangan berkumpul dalam jumlah besar.

"Kalau ada pesanan, nanti ART kita akan kita panggil lagi," kata Aboy.

Dia berharap pandemi Covid-19 bisa cepat berakhir agar yayasannya bisa berjalan normal seperti sedia kala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com