Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airy Tutup Permanen karena Pandemi Covid-19, Begini Nasib Sejumlah Mitranya

Kompas.com - 13/05/2020, 09:55 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Airy, agregator hotel melati di Indonesia, menutup bisnisnya secara permanen mulai 31 Mei 2020 akibat terdampak pandemi Covid-19.

Tak pelak keputusan tersebut sangat memengaruhi pengusaha indekos serta perhotelan yang telah menjadi mitra Airy.

Cokcy, misalnya. Pemilik tempat penginapan yang berlokasi di Airy Eco Cempaka Mas tersebut telah tutup sejak wabah Covid-19 melanda Tanah Air.

"Sebelum ada pemberitahuan Airy ditutup, saya sudah menutup penginapan sejak 14 Maret. Ini saya lakukan atas kesadaran saya sendiri," kata Cokcy ketika dihubungi Kompas.com per telepon, Selasa (12/5/2020).

Baca juga: Airy Rooms Gulung Tikar, Ini Penyebabnya

Setelah penginapan ditutup, Cokcy lantas beralih dengan membuka usaha online. Hal ini dilakukannya agar tetap bisa mendapatkan pemasukan untuk biaya sekolah anaknya.

"Mau tidak mau saya beralih jualan online. Ada hidroponik dan baru-baru ini saya mau coba bisnis makanan dan mau kerja sama dengan GoFood," katanya.

Cokcy berharap agar pemerintah melakukan upaya yang terbaik kepada masyarakatnya.

Sebab, ia menilai bahwa kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dijalankan di Ibu Kota masih belum efektif.

"Pemerintah buat peraturan PSBB, tapi kenyataannya masyarakat belum dibatasi secara menyeluruh, lalu lintas orangnya masih ramai," tuturnya.

Baca juga: Kiprah Airy Rooms, Dirintis 2015, Tutup Permanen 31 Mei 2020 akibat Pandemi Corona

Kondisi serupa juga dirasakan oleh Sutarman, pemilik properti penginapan Airy Kebayoran Lama.

Ia mengaku telah menerima surat pemberitahuan kerja sama dari Airy sejak awal Mei 2020 kemarin. Sutarman pun menyayangkan keputusan yang diambil Airy.

"Sungguh disayangkan kalau Airy tutup karena kami seperti kekurangan marketing, kan mereka memasarkan lewat online, cukup pusing juga untuk ke depannya," kata Sutarman.

Saat ini tempat penginapan miliknya masih dibuka hingga akhir bulan Mei 2020 mendatang. Kendati demikian, ia mengaku telah mengalami penurunan omzet besar-besaran sebanyak 70 persen.

"Lebih tinggi dapat omsetnya dari Airy, kemungkinan kalau memang ada perusahaan sejenis seperti Airy yang membuka peluang lagi, pasti kami kejar," kata Sutarman.

Baca juga: Airy Tutup, Ini Daftar 6 Perusahaan yang PHK Karyawan karena Corona

Selain mengandalkan kerja sama dengan Airy, Sutarman juga membuka usaha indekos miliknya sendiri. Namun, saat ini usaha tersebut juga tergolong sepi.

"Sejak awal Maret, mereka (penghuni kos) sudah pulang ke daerah masing-masing. Sewa masih tetap bayar hanya 80 persen, tapi kondisi kosan sudah kosong" tuturnya.

Pada April lalu, Airy dilaporkan telah memberhentikan 70 persen jumlah karyawannya. Kemudian, Airy juga mengakhiri kontrak kerja samanya dengan para mitra penginapan dan perhotelan.

Hal tersebut dilanjutkan dengan penutupan Airy secara permanen pada 31 Mei 2020 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com