Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies: Jakarta Bisa Memulai New Normal Jika Warga Disiplin dalam 2 Pekan

Kompas.com - 19/05/2020, 20:26 WIB
Nursita Sari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Jakarta bisa memulai fase new normal jika seluruh warga disiplin berada di rumah dan menghindari kerumunan selama dua pekan ke depan.

Kedisiplinan warga dua pekan ke depan bisa mengendalikan pergerakan virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19 dan mengakhiri masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta.

"Bila itu kita kerjakan sama-sama, maka kemudian Jakarta bisa kembali berkegiatan, tentu normalnya baru, orang biasa mengistilahkan new normal," ujar Anies dalam siaran YouTube Pemprov DKI, Selasa (19/5/2020).

Baca juga: Anies: 2 Minggu Lagi Jakarta Hidup Normal kalau Semua Patuh

Anies berujar, fase new normal berbeda dengan aktivitas normal yang terjadi sebelum pandemi Covid-19.

Fase new normal berarti pola hidup normal versi baru dengan tetap melaksanakan sejumlah protokol kesehatan.

Protokol kesehatan yang dimaksud, kata Anies, seperti mengenakan masker, mencuci tangan secara rutin, menjaga jarak, tidak bepergian saat sakit, hingga memeriksakan diri saat memiliki keluhan tertentu.

"Bila kita disiplin, maka insya Allah setelah dua minggu ini kita bisa keluar dari fase PSBB. Sesudah itu kita akan kembali berkegiatan dengan meningkatkan kewaspadaan, ada protokol yang harus kita ikuti," kata dia.

Bila warga bisa disiplin dan virus corona bisa dikendalikan dengan baik, Pemprov DKI akan mengumumkan skenario pembukaan berbagai fasilitas hingga sekolah dalam beberapa hari ke depan.

Karena itu, Anies lagi-lagi mengingatkan warga untuk disiplin.

"Seluruh warga Jakarta saya percaya kita bisa, disiplin kita kerjakan dan insya Allah ini jadi penghabisan bagi kita semua. Habis ini kita memulai babak baru, bisa berkegiatan di luar rumah seperti semula, tentu dengan protokol yang baru," ucap Anies.

Adapun Pemprov DKI Jakarta memperpanjang penerapan PSBB di ibu kota hingga 4 Juni 2020. PSBB periode ketiga ini diharapkan menjadi PSBB terakhir untuk mengendalikan penyebaran virus corona.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Indonesia belakangan menggaungkan istilah the new normal atau pola hidup normal versi baru yang menuntut warga hidup berdamai dan berdampingan dengan pandemi Covid-19.

Baca juga: Anies: Jika PSBB Jakarta Longgar, Menambah Beban Kerja Tenaga Medis

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan, istilah new normal lebih menitikberatkan perubahan budaya masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.

"New normal adalah perubahan budaya. (Misalnya) selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), memakai masker kalau keluar rumah, mencuci tangan, dan seterusnya," ujar Yuri, kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com