Ia semakin khawatir setelah kasus Covid-19 terus bertambah banyak. Akhirnya, ia memutuskan menunda memasukkan anak keduanya itu ke TK A.
"Situasinya masih belum aman, apalagi buat anak-anak kan rentan banget. Anak-anak gitu mana betah disuruh pake masker atau physical distancing, belum paham juga," kata dia.
Baca juga: Ini 4 Alasan Kemendikbud Tidak Mundurkan Tahun Ajaran Baru 2020/2021
Alasan lain, ia sempat bertanya kepada pihak sekolah, bagaimana kegiatan belajar mengajar dilakukan nantinya. Rupanya, pihak sekolah belum bisa memastikan.
"Udah tanya waktu itu, ke sekolahnya. Lah mereka sendiri juga masih bingung gimana nyiapin protokolnya. Makanya makin nggak yakin," kata dia.
"Jadinya tahun ini nggak TK dulu. Kebetulan si Levi les lego yang ada program home learning, lumayanlah buat ngisi waktu," tambah dia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebelumnya menegaskan tahun ajaran baru 2020/2021 akan tetap dimulai pada 13 Juli 2020.
Meski demikian, bukan berarti siswa diharuskan datang ke sekolah di tengah kekhawatiran pandemi Covid-19.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Hamid Muhammad menyampaikan, tahun ajaran baru tidak sama dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah.
"Secara garis besar tanggal 13 Juli itu semuanya (tahun ajaran baru). Tanggal dimulainya ajaran baru, itu berbeda dengan kegiatan belajar mengajar tatap muka. Ini kadang-kadang rancu. Tahun ajaran baru jadi (dianggap) membuka sekolah. Tanggal 13 Juli, itu dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021," jelas Hamid.
Metode dan media pelaksanaan belajar dari rumah dilaksanakan dengan Pembelajaran Jarak Jauh yang dibagi kedalam dua pendekatan yaitu pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.