Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babak Baru Persoalan Bansos di Kota Tangerang, Distribusi Mandek

Kompas.com - 04/06/2020, 10:08 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Persoalan terkait bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat terdampak Covid-19 di Kota Tangerang, Banten, tak kunjung beres.

Sebelumnya permasalahan terkait dengan data penerima yang berujung pada bantuan yang salah sasaran. Kini persoalannya, penyaluran bantuan mandek.

Penyaluran bansos yang mandek itu yang bersumber dari Pemerintah Provinsi Banten.

Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengatakan, masih ada puluhan ribu kepala keluarga (KK) yang menanti bansos dari Pemerintah Provinsi Banten. Namun penyaluran bantuan itu kini terhenti.

"BLT (bantuan langsung tunai) itu dari provinsi baru 10.000 dari 86.000 (KK yang direncanakan mendapat bansos)," kata Arief, Rabu (3/6/2020) kemarin.

Baca juga: Penyaluran Bansos bagi Warga Terdampak Covid-19 Masih Jadi Persoalan

Arief mengaku tidak tahu penyebab bansos dari Pemerintah Provinsi Banten terlambat didistribsikan. Padahal sekarang telah memasuki tahap ketiga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) atau sudah berjalan lebih dari 1,5 bulan.

"Yang dari Provinsi baru sekali (didistribusikan), baru 10.000 (KK), kami masih tunggu," ujar Arief.

Beda wujud bansos

Bansos yang bersumber pemerintah pusat juga sebelumnya sempat mengalami masalah.

Dari total 161.000 KK yang terdata, pemerintah pusat menyanggupi 85.000 KK akan mendapat bansos melalui Kementerian Sosial dan akan disalurkan pada 21 April.

Namun penundaan demi penundaan terjadi. Setelah batal pada 21 April, bansos dijadwalkan akan disalurkan 25 April tetapi kemudian diundur lagi.

Bansos dari pemerintah pusat akhirnya datang sebulan setelah penerapan PSBB di Kota Tangerang, atau baru pada 9 Mei 2020.

Arief mengakui, penundaan itu terjadi karena ada pemisahan kelompok penerima bansos dari provinsi dan pemerintah pusat.

Baca juga: Pembagian Bansos Covid-19 di Kota Tangerang Mandek

Pasalnya, bansos dari pemerintah provinsi berbentuk uang tunai sementara dari pemerintah pusat berupa sembako.

Arief khawatir akan timbul kecemburuan sosial karena bentuk bantuan yang berbeda itu.

"Kalau situ dapat uang Rp 600.000, tetangga dapat bahan makanan, kira-kira ada yang ngiri enggak?" ujar dia.

Itu sebabnya, lanjut Arief, Perintah Kota Tangerang membagi wilayah penerima bansos.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com